TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar buka suara soal kejadian bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar, Bandung pada 7 Desember 2022 lalu. Dia menyampaikan, perlu ada peningkatan pengawasan dari para pemangku kepentingan.
“Peningkatan pengawasan oleh stakeholder semua harus diperkuat lagi,” kata Boy kepada wartawan usai menghadiri rilis akhir tahun BNPT hari ini Rabu, 28 Desember 2022.
Baca: BNPT Temukan 600 Akun di Medsos Bermuatan Radikal, Terbanyak Facebook dan Whatsapp
Boy menyampaikan bahwa pemangku kepentingan harus meningkatkan pengawasan terhadap eks narapidana terorisme yang disinyalir berpotensi mengulang tindak kejahatan.
“Perlu memperluas pihak-pihak yang mengawasi eks narapidana terorisme yang kembali ke masyarakat,” kata Boy.
Pada Rabu, 7 Desember lalu terjadi ledakan bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar. Diketahui bahwa bom itu meledak ketika anggota kepolisian tengah menjalankan apel pagi pada pukul 08.20 WIB.
"Polsek Astanyar sedang apel, satu orang laki-laki masuk ke Polsek mengancungkan senjata tajam, menerobos barisan apel, anggota menghindar, dan terjadi ledakan, pelaku membawa bom. Diduga bom bunuh diri, pelaku meninggal dunia," kata Aswin saat dihubungi Rabu 7 Desember 2022.
Akibat kejadian tersebut, kata Aswin, tiga polisi terluka. Mereka dibawa ke Rumah Sakit di Kota Bandung. "Korban tiga polisi luka, sekarang lagi dibawa ke Rumah Sakit di Bandung," ucapnya.
Baca: BNPT Sebut Perempuan, Anak Muda dan Pengguna Internet Penyumbang Potensi Radikalisme
ALFITRIA NEFI PRATIWI | HAMDAN CHOLIFUDIN ISMAIL
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini