TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang Pilpres 2024, sejumlah partai disinyalir mulai memasang kuda-kuda untuk berkoalisi. Salah satu koalisi yang berpotensi besar muncul di 2024 mendatang adalah Koalisi Perubahan. Ini latar belakangnya?
Kemunculan Koalisi Perubahan tidak bisa dipisahkan dari Partai Nasional Demokrat alias NasDem yang mendeklarasikan Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebagai calon presiden pada 3 Oktober 2022. Bersamaan dengan itu, berbagai gerakan lain turut muncul seperti IndonesiAnies, hingga Relawan Anies yang identik dengan NasDem.
Dalam hitungan hari, akun instagram IndonesiAnies telah memiliki 10 ribu pengikut. Tidak lama berselang, tepatnya pada Selasa, 25 oktober 2022 lalu, Anies juga telah menjamu sejumlah tokoh partai dari perwakilan Demokrat, NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di rumahnya.
Baca : Presiden PKS Sebut Makin Mantap Koalisi dengan NasDem dan Demokrat
Sebagaimana dilansir dari majalah tempo dengan judul “Tarik Tambang Tiket Anies”, dalam jamuan tersebut, dibahas mengenai pembentukan koalisi. Adapun tema diskusi kala itu diberi istilah “4P+1T” yang merupakan singkatan dari pasangan, platform, pemenangan, portofolio dan timming.
Tarik Ulur Deklarasi
Koalisi Perubahan yang digadang-gadang bakal digawangi oleh Partai Demokrat, NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memundurkan tanggal deklarasi koalisinya. Rencana awal, deklarasi koalisi digelar pada 10 November 2022 yang bertepatan dengan hari pahlawan.
Juru bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, menegaskan bahwa target deklarasi koalisi digelar secepatnya. “Kalau deklarasi koalisi, PKS saja kan baru rapat Majelis Syura bulan Desember. Kita target secepatnya, itu beneran,” kata Herzaky saat dihubungi, Rabu, 16 November 2022.
Ia menampik jika deklarasi koalisi ini ditargetkan pada tanggal atau bulan tertentu. Kendati demikian, saat ditanya apakah koalisi bakal dideklarasikan pada awal tahun, Herzaky menjawab,“Ya awal tahun mungkin awal yang baik untuk memulai sesuatu kan.” ujarnya.
Soal koalisi beserta paket calon presiden dan calon wakil presiden, bakal diputuskan Majelis Tinggi Partai. Herzaky menyebut partainya masih terus menerima masukan dan mencermati berbagai kemungkinan.
Menurut dia, momentum deklarasi koalisi sangat penting. Oleh sebab itu, kata Herzaky, saat ini partainya masih berfokus mendengarkan dan mendalami aspirasi masyarakat.
“Ada juga pergerakan partai lain yang mesti kita cermati, yang mungkin bisa berpengaruh terhadap proses pemenangan kita. Kan itu bagian dari strategi. Lawannya kita kan juga menjadi pertimbangan dalam menentukan strategi” tuturnya.
Sementara itu, Juru Bicara PKS, Muhammad Kholid, menyebut koalisi perubahan masih rutin bersua. Dia mengatakan tim kecil ketiga partai terus berkomunikasi.
“Koalisi perubahan masih rutin berjumpa. Kemarin kita menunggu Demokrat pulang dulu dari Jerman. Tim kecil terus berkomunikasi” ujar Kholid 16 November 2022 silam.
Sementara, Wakil Sekretaris Jenderal Partai NasDem Hermawi Taslim mengatakan partainya masih berproses untuk berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam Pilpres 2024. Walaupun menurut hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) jumlah pemilih Anies Baswedan yang mendukung NasDem hanya 12 persen, adapun ke PKS mencapai 20 persen.
"(Proses berkoalisi) kan sudah dirintis sejak lama, semua ini proses, sedangkan hasil berbagai survei lebih sebagai pelengkap dan masukan bagi kita dalam mengambil sikap ke depan," kata Hermawi pada Senin, 19 Desember 2022.
Saat akan ditanya kapan NasDem bersama PKS dan Partai Demokrat akan mendeklarasikan bersama Anies Baswedan sebagai capres 2024, Hermawi tidak dapat memberikan kepastian waktu. Menurutnya, ketiga partai masih memiliki urusan internal masing-masing.
Perkembangan Koalisi
Dilansir dari tempo.co, Presiden PKS, Ahmad Syaikhu, menyebut komunikasi antara partainya dengan NasDem dan Demokrat makin mantap mengarah ke pembentukan koalisi. Dia menyebut tim kecil ketiga partai masih rutin bertemu untuk mematangkan rencana koalisi ini.
“Masih kita tajamkan di tim-tim kecil masih terus berjalan. Insya Allah, makin mantap (pembentukan koalisi)” kata Syaikhu saat ditemui di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Rabu, 14 Desember 2022.
Adapun keputusan PKS untuk berkoalisi ditentukan oleh Musyawarah Majelis Syura. Menurut Syaikhu, musyawarah ini kemungkinan digelar pada akhir tahun 2022.
Ia menampik jika deklarasi koalisi perubahan menunggu gelaran Musyarawarah Majelis Syura PKS. Menurut dia, ketiga partai saat ini memang tengah menajamkan sejumlah kesepakatan.
Dari ketiga partai tersebut, hanya Partai NasDem yang sudah mendeklarasikan calon presiden, yakni Anies Baswedan. NasDem menyebut Demokrat dan PKS sudah satu suara untuk mengusung bekas Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Kendati demikian, penentuan sosok pendamping Anies disebut-sebut menjadi bahasan alot dalam rencana koalisi ini. Partai Demokrat mengajukan nama Ketua Umum, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY, sementara PKS mengusulkan nama Wakil Ketua Majelis Syura, Ahmad Heryawan alias Aher.
DANAR TRIVASYA FIKRI
Baca : Koalisi Partai Politik, Apa Tujuan dan dan Pengaruhnya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.