Ia menjelaskan adalah hak terperiksa apabila tidak mau menceritakan. Pihaknya pun tidak bisa memaksa. Meski demikian timnya tetap melanjutkan tahapan tes poligraf.
Sebelumnya, Putri Candrawathi dalam tanggapannya, mengatakan ia diperiksa oleh dua orang pria, salah satunya adalah Aji Febriyanto Arrosyid, anggota polisi yang menjabat Kepala Urusan Bidang Komputer Forensik Ahli Poligraf, yang dihadirkan jaksa penuntut umum sebagai saksi ahli. Ia mengaku keberatan untuk menceritakan kembali kejadian di Magelang yang ia klaim sebagai peristiwa pemerkosaan oleh Brigadir Yosua.
Baca juga: Saksi Sebut Akurasi Tes Poligraf 93 Persen, Kuasa Hukum Kuat Ma'ruf: 7 Persen Tidak Akurat?
“Saya diminta menjelaskan kejadian dari tanggal 2 sampai 8 Juli. Tanggal 7 saya berhenti, saya sampaikan ke berdua yang bertanya, saya tidak sanggup karena saya tidak mau menceritakan tentang kejadian peristiwa tersebut,” kata Putri.
Ia mengatakan Aji tetap memintanya menceritakan kejadian tersebut. Putri menuturkan terpaksa menceritakan kejadian kekerasan seksual tanpa didampingi psikolog atau perempuan lain di dalam ruangan.
“Dan saat itu saya hanya bisa menangis tetapi diminta untuk melanjutkan. Dan saya melanjutkan karena saya takut dibilang tidak kooperatif dalam pemeriksaan,” ujar Putri.
Dalam sidang hari ini, Aji Febriyanto mengatakan hasil tes poligraf terdakwa pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J menunjukkan hanya Richard Eliezer dan Ricky Rizal yang jujur.
"Tadi saudara menggunakan metode skoring atau penilaian terhadap para terdakwa. Terhadap kelimanya menunjukkan. Skornya berapa?," tanya Hakim Ketua Wahyu Iman Santoso di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu, 14 November 2022.
"Bapak Ferdy Sambo nilai totalnya -8, Putri -25. Kuat Ma’ruf dua kali pemeriksaan, yang pertama hasilnya +9 dan kedua -13, Ricky dua kali juga pertama +11, kedua +19, Richard +13," kata Aji.
Aji menjelaskan jika skor plus menunjukkan hasil jujur, sedangkan minus menandakan jika terperiksa berbohong. Dalam catatannya, Sambo, Putri dan Kuat terindikasi bohong. Adapun berdasarkan skor, Richard dan Ricky dinyatakan memberikan keterangan jujur.
"Dari skoring yang Anda sebutkan itu menunjukkan indikasi apa? Bohong? jujur atau antara bohong dan jujur?" kata hakim lagi.
"Untuk hasil +NDI (No Deception Indicated) tidak terindikasi berbohong," ujar Aji.
"Kalau Sambo terindikasinya apa?" kata hakim.
"Minus, terindikasi berbohong. Kalau Putri Candrawathi terindikasi berbohong, kalau Kuat Ma’ruf, jujur dan terindikasi berbohong," kata Aji.