TEMPO.CO, Jakarta - Upaya Pemerintah Kabupaten Karawang merelokasi pedagang Pasar Rengasdengklok ke pasar yang baru dibangun berujung kerusuhan. Para pedagang Rengasdengklok bersama kelompok masyarakat menghadang petugas gabungan yang terdiri atas Satpol PP dan TNI.
Mereka membakar ban dan petasan di tengah jalan untuk menolak relokasi ke pasar yang baru dibangun dengan nilai investasi sekitar Rp 116 miliar.
Kerusuhan pecah setelah para pedagang dan kelompok masyarakat melempari petugas dan para pejabat Pemkab Karawang. Bahkan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana dan Sekda Acep Jamhuri ikut jadi sasaran.
Mereka pun berlarian untuk menghindar dari aksi lempar batu dan kayu yang dilakukan para pedagang.
Baca juga: Dua Pleton Brimob Dikirim ke Dogiyai Papua Perketat Keamanan Pasca Kerusuhan
Sekda Acep mengatakan akibat kerusuhan Pasar Rengasdengklok itu, proses relokasi ditunda lagi. Ini merupakan upaya ketiga pemerintah merelokasi pedagang ke pasar yang baru.
"Hari ini kita cooling down dulu, kan hari ini mereka merasa bisa memukul mundur aparat," kata Acep.
Sebelumnya pemerintah akan merelokasi pedagang Pasar Rengasdengklok ke pasar baru yang diberi nama Pasar Proklamasi. Pasar ini dibangun oleh pihak ketiga yaitu PT Visi Indonesia Mandiri atau VIM.
Para pedagang akan membeli kios dan lapak yang tersedia di pasar itu dengan kisaran harga mulai Rp 16,5 juta hingga Rp 19 juta. Pembelian dilakukan dengan cara mencicil.
Bangunan Pasar Proklamasi yang berdiri di atas lahan 5 hektare itu akan tergabung dengan terminal angkutan umum dan kendaraan bongkar muat barang.
Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana menyesalkan peristiwa kerusuhan Pasar Rengasdengklok itu. Dia menduga ada provokasi dari kelompok masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat.
"Kami sangat menyesalkan niat baik kami untuk menata Rengasdengklok lebih rapi, tertata, dan nyaman dibalas dengan lemparan batu, petasan, botol kaca, balok kayu, serta acungan samurai dan senjata tajam," kata dia dalam keterangannya, Rabu, 7 Desember 2022.
Akibat peristiwa itu, Cellica mengatakan satu anggota terluka di bagian kepala, karena lemparan batu dan pecahan botol kaca.
"Puluhan anak-anak muda yang telah dicekoki minuman keras dijadikan tameng untuk menyerang kami," ujar dia.
Ketua Aliansi Ormas-LSM Karawang, Suparno mengaku prihatin, atas insiden penghadangan Muspida di Pasar Rengasdengklok hari ini.
Ia menyampaikan, seharusnya insiden itu tidak terjadi. Karena sebetulnya persoalan relokasi pedagang Pasar Rengasdengklok ke Pasar Proklamasi bisa diselesaikan dengan cara duduk bersama, tanpa harus melakukan tindakan anarkis.
Menurut dia, pada prinsipnya Aliansi Ormas-LSM Karawang mendukung penuh langkah Pemkab Karawang untuk melakukan penataan dengan cara merelokasi para pedagang Pasar Rengasdengklok ke Pasar Proklamasi. Sebab, Pasar Rengasdengklok sudah terlalu lama dibiarkan semrawut.
Baca juga: Polres Karawang Usut Dugaan Penganiayaan terhadap Dua Wartawan oleh Pejabat Pemkab