TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memastikan kehadiran Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Republik Rakyat Cina Xi Jinping di Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 di Bali pada 15 - 16 November 2022. Kedua pimpinan negara itu termasuk dalam 17 kepala negara yang dipastikan mengikuti KTT G20.
"Sudah, sudah yang sudah pasti 17," kata Jokowi seperti disiarkan YouTube Sekretariat Presiden pada Selasa, 18 November 2022.
Jokowi mengklaim jumlah negara yang mengonfirmasi tersebut sudah cukup banyak. Sebab dalam posisi normal, Jokowi menyebut jumlah negara yang hadir dalam KTT G20 biasanya di angka 17-18 negara.
Baca juga: Jokowi Sebut Presiden Putin dan Zelenskyy Hadiri KTT G20 Secara Virtual
"Ini posisi yang tidak normal, dunia sangat sulit, semua negara sangat sulit, kalau kehadirannya sampai sejumlah itu, saya kira sudah sangat bagus," kata Jokowi.
Sementara itu untuk kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Jokowi menyebut kehadiran keduanya masih belum dapat dipastikan. Mereka, kata Jokowi, bakal hadir dengan melihat terlebih dahulu situasi dan kondisinya.
"Beliau yang menyampaikan bahwa beliau akan hadir apabila kondisinya memungkinkan. Tapi kalau tidak, nanti misalnya seperti kemarin, Presiden Zelenskyy akan minta virtual," kata Jokowi.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut tingkat kehadiran pemimpin dunia dalam KTT G20 di Bali sangat tinggi. Retno mengatakan para tamu undangan G20 bakal mulai berdatangan ke Bali pada 13 dan 14 November 2022. Mereka baru akan meninggalkan Bali tepat setelah KTT G20 selesai pada 16 November 2022.
"Karena sebagian dari pemimpin itu juga akan terbang menuju Bangkok untuk hadir KTT APEC," kata Retno.
Dalam KTT G20 nanti, Retno mengatakan ada sekitar 18-20 negara yang mau melakukan pertemuan bilateral atau pertemuan khusus antara dua negara saja. Salah satu negara yang akan melakukan pertemuan bilateral dengan Indonesia itu, kata Retno adalah Amerika Serikat.
Walaupun jumlah negara yang akan melakukan pertemuan bilateral sudah cukup banyak Retno mengatakan masih ada beberapa negara yang belum mendapatkan kesempatan itu karena jadwal yang sudah penuh.
"Kita akan coba mengakali misalnya di pertemuan ASEAN kalau mereka hadir di ASEAN, beberapa oke kita bilateralnya mungkin di ASEAN, demikian juga kalau di APEC kita ketemunya, tapi prinsipnya Presiden sangat menghargai dan ingin sekali melakukan pertemuan sesuai dengan permintaan para leaders negara lain," kata Retno.
Baca juga: Kendaraan Lapis Baja dan Mobil Listrik Disiapkan untuk Delegasi KTT G20 di Bali
M JULNIS FIRMANSYAH