3. Kodir dinilai berbohong
Selain Susi, jaksa juga menghadirkan asisten rumah tangga Ferdy Sambo lainnya, Diryanto alias Kodir. Dia menjadi saksi dalam sidang dengan terdakwa Hendra Kurniawan dan Agus Nurpatria.
Pernyataan Kordir juga menjadi sorotan adalah ketika jaksa menanyakan siapa yang diperintahkan Sambo untuk memanggil AKBP Ridwan Soplanit, saat itu menjabat sebagai Kasatreskrim Polres Jakarta Selatan, sesaat setelah Brigadir Yosua tewas. Rumah dinas Sambo dan Ridwan kebetulan berdekatan.
Dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP), Kodir menyebut Sambo memerintah ajudannya yang bernama Prayogi untuk memanggil Ridwan. Sementara dalam sidang, Kodir mengaku dirinya yang diperintah untuk memanggil Ridwan.
"Saudara (bilang) tidak diperintah Ferdy Sambo untuk menghubungi Kasatreskrim, tapi keterangan Saudara tadi mengatakan saya diperintahkan untuk menghubungi Kasatreskrim yang di samping rumah Ferdy Sambo melalui sopirnya. Di sini (BAP) yang diperintahkan Yogi, atas inisiatif siapa saudara menghubungi Kasatreskrim sebetulnya?" tanya Jaksa.
Jaksa kemudian terus mencecar Kodir akan hal tersebut. Namun Kodir tetap bersikeras akan pernyataannya di persidangan. Oleh sebab keterangan Kodir yang dinilai tidak konsisten itu lah yang pada akhirnya membuat Jaksa memohon kepada majelis hakim agar menjadikan Kodir sebagai tersangka memberikan kesaksian palsu.
4. Para terdakwa Meminta Maaf Kepada Keluarga Brigadir Yosua
Sidang pada pekan ketiga juga menghadirkan pihak keluarga Brigadir Yosua mulai dari ayahnya (Samuel Hutabarat), ibunya (Rosti Simanjuntak), adiknya (Reza Hutabarat), hingga pacarnya (Vera Simanjuntak).
Drama permintaan maaf dari para terdakwa pun mewarnai jalannya persidangan. Ferdy Sambo misalnya, meminta maaf kepada Samuel dan Rosti karena kematian anaknya. Sambo mengaku tak bisa menahan emosi saat itu. Dia pun berkilah tersulut emosi karena perlakuan Yosua kepada istrinya, Putri Candrawathi.
Rosti Simanjuntak sempat menyatakan tak menerima permintaan maaf para terdakwa itu. Dia menilai permintaan maaf itu telat karena putranya telah tewas nyaris setengah tahun lalu.
"Di sini bilang minta maaf, sesudah anakku hampir 5 bulan tewas di tangan kalian semua. Sungguh luar biasa kalian sebagai manusia, yang memiliki hati nurani. Kita sama-sama ciptaan tuhan kok, tapi baru sekarang ada kesadaran kamu meminta maaf kepada ibu," kata Rosti seraya menangis saat sidang dengan terdakwa Kuat Ma'ruf.
Selanjutnya, Sambo intervensi penyidik Polres Metro Jakarta Selatan