INFO NASIONAL - Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah menghadiri G20 Religion Forum (R20) International Summit of Religious Leaders di Bali. Dalam pertemuan itu, Basarah berharap semua pemuka agama saling memaafkan kesalahan masa lalu.
Menurut Basarah, sejarah kelam perang antarumat beragama di masa lalu dapat dijadikan pelajaran berharga agar tidak terulang lagi. Selain itu, jangan dijadikan alat provokasi yang memanaskan suasana damai di muka Bumi.
“Di masa depan, para pemuka agama dunia harus mengajak para penentu kebijakan di negara masing-masing untuk tidak lagi menjadikan agama sebagai sebagai sarana perebutan kekuasaan politik dan ekonomi,” ujarnya, Rabu, 2 November 2022.
Ia menambahkan, jika sisi gelap pertemuan agama-agama di masa lalu selalu diungkit-ungkit untuk tujuan politik, kepercayaan umat manusia terhadap pentingnya peran semua agama dalam menjaga perdamaian menjadi hilang. Inilah yang mendorong filsuf Jerman, William Friedrich Nietzsche, menjelang abad 19 menyatakan kematian Tuhan dan kematian peran agama-agama di dunia Barat.
"Kalimat Nietzsche bahwa Tuhan telah mati, atau dalam bahasa Jerman disebut Gott ist tot, sangat berpengaruh di Barat hingga mengakibatkan hilangnya kepercayaan masyarakat atas peran agama-agama. Mereka yang sependapat dengan filsuf Jerman itu sering bertanya, jika benar agama-agama mengajarkan perdamaian, mengapa justru banyak peperangan atas nama agama terjadi di banyak negara,’’ tutur Ahmad Basarah.
Untuk itu, Ketua DPP PDI Perjuangan ini mengaku sangat gembira G20 Religion Forum (R20) dilaksanakan di Bali, tempat multikulturalisme berkembang subur. Ahmad Basarah berharap semua delegasi pemuka agama yang hadir di forum internasional ini menyaksikan langsung kedamaian dan persaudaraan antarumat beragama di Bali, lalu diseminasikan di negara masing-masing.
‘’Di Bali pernah terjadi bom teror, pelakunya orang dengan agama tertentu yang berbeda dengan agama yang dianut mayoritas warga Bali. Tapi, sampai kini warga Bali tidak menaruh dendam pada masyarakat Indonesia yang seagama dengan pelaku teror. Pikiran rasional seperti inilah yang harus diperkenalkan kepada para delegasi pemuka agama-agama itu,’’ kata Wakil Ketua Lakpesdam PBNU itu.
Contoh lainnya, Indonesia pernah menerbitkan uang rupiah lawas pecahan Rp20 ribu yang viral diperbincangkan di India. Di lembar pecahan uang itu terdapat gambar Ganesha, padahal India sendiri yang dihuni mayoritas Hindu tidak memiliki uang kertas bergambar dewa umat Hindu itu. Inilah yang membuat Kepala Pemerintahan Wilayah Ibu Kota Delhi, Arvind Kejriwal, menjadikan Indonesia sebagai contoh terbaik toleransi umat beragama beberapa waktu lalu.
“Tingginya tingkat toleransi bangsa Indonesia itu menjadi modal kita untuk mengatakan pada dunia bahwa perbedaan agama, kepercayaan, bahasa, suku dan budaya adalah berkah dan bukan kutukan sebagaimana terjadi di berbagai negara lain,” kata Ahmad Basarah.
Ahmad Basarah juga berharap G20 Religion Forum (R20) dijadikan pintu masuk untuk memperkenalkan Islam Indonesia yang ramah kepada dunia internasional. Para delegasi yang menghadiri Forum R20 ini hendaknya ditekankan bahwa toleransi beragama itu timbul karena sejak awal para pendiri bangsa memilih Pancasila sebagai ideologi negara yang mempersatukan perbedaan di antara penganut agama.
G20 Religion Forum berlangsung pada 2–3 November 2022. Hadir dalam acara pembukaannya antara lain Menkopolhukam Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Pertemuan tokoh-tokoh agama tingkat dunia ini diinisiasi oleh PBNU dan diketuai secara bersama dengan Liga Muslim Dunia atau Muslim World League (MWL). (*)