TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Jokowi mengingatkan seluruh anggota polisi untuk memiliki kepekaan terhadap situasi krisis yang sama, saat pertemuan dengan pejabat Mabes Polri, Kapolda, dan Kapolres, di Istana Negara Jakarta Pusat, Jumat, 14 Oktober 2022. Jokowi mengingatkan agar jajaran Polri bisa lebih memperhatikan gaya hidupnya agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial dan menjadi sorotan masyarakat.
"Saya ingatkan masalah gaya hidup, lifestyle," kata Jokowi dalam pertemuan yang videonya diunggah Istana hari ini, Sabtu, 15 Oktober.
Jangan sampai dalam situasi yang sulit, kata dia, ada letupan-letupan sosial karena adanya kecemburuan sosial ekonomi. "Hati-hati, sehingga saya ingatkan yang namanya Kapolres, Wakapolres, yang namanya Kapolda, yang namanya seluruh pejabat utama, perwira tinggi," ujarnya.
Jokowi meminta pejabat Polri untuk mengerem total masalah gaya hidup.
"Jangan gagah-gagahan karena merasa punya mobil bagus atau motor gede yang bagus. Hati-hati. Hati-hati, saya ingatkan hati-hati," ujarnya.
Jokowi mengingatkan bahwa teknologi pada masa sekarang telah menyebabkan perubahan interaksi sosial secara total. Menurut dia, saat ini adalah masa penuh keterbukaan karena semua orang bisa mengabarkan peristiwa yang terjadi pada media sosial, bukan hanya TV, media cetak, atau media daring.
Kepala negara mengaku terlalu banyak mendapatkan laporan soal gaya hidup polisi ini. "Urusan tadi, urusan mobil, urusan motor gede, urusan yang remeh-temeh saja, sepatunya apa, bajunya apa, dilihat masyarakat sekarang ini. Itu yang kita harus mengerti dalam situasi dunia yang penuh dengan keterbukaan," ujarnya.
Untuk itu dalam arahannya, Jokowi mendorong Polri bekerja keras untuk mengembalikan kepercayaan publik kepada institusi Polri. Pada November, kepercayaan publik terhadap Polri, masih 80,2 persen. "Sangat tinggi, bukan tinggi, sangat tinggi sekali. Sekarang, kemarin Agustus, berada di 54 persen, jatuh, terlentang, rendah sekali," ujarnya.
"Itulah pekerjaan berat yang Saudara-saudara harus kerjakan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada Polri di tengah situasi yang juga tidak mendukung saat ini," ujar Jokowi.
Menurut dia, sebelum ada peristiwa penembakan di Duren Tiga yang menyeret mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo, Indeks Kepercayaan Masyarakat menempatkan Polri di puncak teratas saat itu. Hal tersebut didorong oleh kerja keras jajaran Polri dalam penanganan Covid-19 dengan mendukung penyuntikan 440 juta dosis vaksin kepada masyarakat sehingga pandemi mereda dan ekonomi bisa tumbuh 5,44 persen.
Tetapi begitu ada peristiwa Ferdy Sambo, Jokowi menyebut situasi runyam semuanya, dan jatuh ke angka yang paling rendah. Dulu, dibandingkan institusi-institusi penegak hukum yang lain, tertinggi.
"Sekarang, saudara-saudara harus tahu, menjadi terendah. Ini yang harus dikembalikan lagi dengan kerja keras Saudara-saudara sekalian," ujarnya.
Gaya hidup para pejabat Polri memang sempat menjadi sorotan dalam beberapa waktu belakangan. Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan misalnya, sempat mempermasalahkan kegemaran mantan Kepala Biro Paminal Brigjen Hendra Kurniawan yang kerap gonta ganti mobil. Terbaru adalah Irjen Teddy Minahasa Putra yang menjadi sorotan karena masalah kegemarannya mengendarai motor besar Harley Davidson. Teddy merupakan tersangka kasus penggelapan barang bukti sabu.