TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, Akmal Marhali menilai jajaran pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tak bisa melepas tanggung jawab atas peristiwa berdarah yang memakan korban 132 jiwa tersebut. Menurut dia, Regulasi Keselamatan dan Keamanan PSSI menabrak statuta mereka sendiri.
Akmal menyatakan bahwa Pasal 3 ayat 1 d bab Tanggung Jawab Regulasi Keselamatan dan Keamanan PSSI tahun 2021 seharusnya gugur karena menabrak statuta.
"Dalam Statuta PSSI menyatakan, tugas organisasi PSSI menyelenggarakan dan mengawasi setiap kegiatan sepak bola, artinya jika ada hukum yang lebih tinggi maka hukum lebih rendah akan gugur," kata Akmal saat dihubungi Tempo, Rabu 12 Oktober 2022.
Pertemuan antara TGIPF dengan PSSI
Koordinator Save Our Soccer itu menyatakan sejauh ini PSSI terus menolak bertanggungjawab dengan berlindung dalam aturan yang mereka buat sendiri tersebut. Hal itu menurut dia, juga terjadi saat TGIPF memanggil PSSI pada Selasa kemarin, 11 Oktober 2022.
Dalam pertemuan di Kantor Kementerian Hukum Politik dan Keamanan itu, Akmal menyatakan PSSI terus menyatakan bukan yang bertanggung jawab soal insiden itu. Dia pun menyayangkan sikap PSSI itu.
"PSSI datang dan menyampaikan pemaparan langsung defense, seolah-olah mau diserang. Sedangkan kita memanggil PSSI ingin mendengarkan keterangan-ketarangan dari mereka apa yang kemudian menyebabkan tragedi Kanjuruhan. Lebih banyak defense dengan menyatakan PSSI bukan yang bertanggung jawab, ini sebenarnya yang disayangkan," kata Akmal.
PSSI diminta menyatakan permintaan maaf secara terbuka
Padahal, menurut dia, TGIPF berharap PSSI menyampaikan permintaan maaf secara terbuka atas tragedi yang terjadi pasca laga BRI Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya tersebut. Dia juga berharap PSSI mau membuka kepada publik apa rencana mereka untuk memperbaiki kondisi sepak bola di tanah air.
"Kami berharap PSSI bisa menyampaikan permohonan maaf, menyampaikan apa yang menjadi rencana-rencana ke depan untuk perbaikan sepak bola Indonesia. Kemudian masyarakat bisa menerima pesan itu dan menilai. Ada keserisuan membangun sepak bola Indonesia jadi lebih baik, tidak ada lagi korban jiwa, kami minta itu disampaikan kepada publik," ujar Akmal.
"Kita lihat saja dalam satu hingga tiga hari ke depan, apakah PSSI meminta maaf atau tidak. Kalau tidak menyampaikan saya pkir akan sangat disayangkan," katanya.
Selanjutnya, Sikap PSSI membuat tekanan dari masyarakat semakin kencang