TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Gabungan Investasi Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, Mahfud Md, menyebut saat ini terjadi aksi saling lempar tanggung jawab antara para pemangku kepentingan. Mereka, kata Mahfud, saling berlindung di aturan formal masing-masing.
"Ya itu yang kita rasakan sekarang, ada saling lempar tanggung jawab. Kata PSSI bilangnya sudah ke LIB, LIB sudah ke Pansel, kemudian Pansel juga macam-macam lah. Kemudian broadcast juga sama, saling lempar, semua berlindung di aturan formal masing-masing," kata Mahfud di kawasan Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu, 12 Oktober 2022.
Para pemangku kepentingan yang dimaksud Mahfud adalah Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), PT Liga Indonesia Baru (PT LIB), panitia pelaksana pertandingan Arema FC, dan televisi pemegang hak siar.
Aturan PSSI dan PT LIB dinilai tak sesuai dengan aturan substansial
Menurut Mahfud, aturan formal yang digunakan para stakeholder untuk berlindung dari tanggung jawab itu, terasa tidak sesuai dengan aturan substansial. Oleh karena itu, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang diketuainya bakal terus berusaha mengungkap fakta substansial agar tidak ada lagi pihak yang saling lempar tanggung jawab.
"Kalau kebenaran formalnya sudah lah masing-masing punya pasal, masing-masing punya kontrak, tapi keadilan substansifnya, kebenaran subtansialnya itu lah yang akan digali oleh TGIPF dan itu yang akan disampaikan kepada Presiden," kata Mahfud.
Rekomendasi TGIPF akan digunakan Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan FIFA
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan itu juga menyebut rekomendasi hasil investigasi TGIPF Tragedi Kanjuruhan sudah hampir selesai. Dia menyatakan mereka hanya tinggal menyusun struktur dan mempertajam rekomendasi. Rekomendasi itu akan digunakan oleh Presiden Jokowi untuk melakukan review terhadap sepak bola Indonesia bersama FIFA pada Senin, 18 Oktober 2022.
"Sekarang semua bahan sudah dimiliki oleh TGIPF tinggal di struktur sistematika dan mempertajam rekomendasinya," ujar Mahfud.
Selanjutnya, Kekacauan dalam kompetisi sepak bola di Indonesia