TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, menyebut partainya bersama Partai Nasional Demokrat (NasDem) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masih berkomunikasi intensif untuk menggodok rencana koalisi. Menurutnya, pembentukan koalisi tidak mudah karena ada banyak hal yang perlu didiskusikan.
“Ada beberapa hal yang mesti kita dalami, kita rumuskan bersama. Peluang koalisinya? Besar, tapi tunggu waktunya. Kami ingin koalisi yang wujudkan perubahan dan perbaikan,” kata Herzaky kepada Tempo, Jumat, 23 September 2022.
Ada pihak yang menghalangi terbentuknya koalisi Demokrat, NasDem dan PKS
Menurutnya, dalam membentuk koalisi, ada pihak-pihak yang resisten dan berupaya menghalangi. Herzaky enggan menjelaskan lebih lanjut soal pihak yang berupaya menghalangi tersebut.
Saat ini, kata dia, ketiga partai masih membahas kriteria calon presiden (capres) yang diusung, sebelum lanjut ke pembahasan ihwal sosok. Menurutnya, Demokrat dan calon mitra koalisinya ingin mematangkan segala bahasan sebelum menggelar deklarasi.
“Kalau bisa secepatnya mengumumkan koalisi kenapa tidak? Lebih awal lebih baik. Tapi kami ingin siap semua sebelum dimulai. Bicara kriteria, mana yang paling pas,” ujarnya.
Partai NasDem telah lebih dulu mengumumkan 3 nama bakal capres yang diusung. Mereka adalah Anies Baswedan, Andika Perkasa, dan Ganjar Pranowo. Adapun PKS melalui Majelis Syuro, akan mengumumkan capres dan calon wakil presiden (cawapres) yang diusung dalam waktu dekat. Nama Anies dan Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al Jufri, disebut-sebut mencuat di PKS.
Keputusan capres di tangan SBY
Sementara itu, Herzaky mengatakan keputusan capres usungan Partai Demokrat berada di tangan Majelis Tinggi Partai (MTP). MTP juga bakal memutuskan ihwal koalisi. Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY didapuk menjadi Ketua MTP.
“Secara de facto kader-kader sudah serahkan ke Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) selaku Ketua Umum. Istilahnya AHY diberikan mandat, dipercaya, untuk membentuk koalisi dan dilaporkan ke MTP,” kata Herzaky.
Selanjutnya, NasDem tak ingin kawin paksa