TEMPO.CO, Jakarta - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, menyebut pihaknya bakal menerima demonstran penolakan kenaikan harga BBM dari Persatuan Alumni atau PA 212. Ngabalin menyebut pihaknya bakal menjelaskan penyebab pemerintah menaikkan harga BBM.
"Dari Alumni 212, kami tunggu untuk berikan pencerahan juga (soal penyebab BBM naik). Kami tunggu agar jangan mereka berteriak-teriak dan tidak tahu duduk perkara," ujar Ngabalin di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa, 13 September 2022.
Selain PA 212, Ngabalin menyebut pihaknya juga siap menerima demonstran dari unsur mahasiswa dan masyarakat. Menurut dia, hal ini merupakan perintah langsung dari Presiden Jokowi yang disampaikan melalui Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
"Karena itu pesan Presiden, mana-mana yang tidak bisa, nanti KSP di depan baik dalam melaksanakan tugas dan program strategies nasional ataupun ada agenda penting yang hendak disampaikan ke Presiden, akan disampaikan kepada Presiden," kata Moeldoko.
Demonstrasi yang digelar oleh PA 212 di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat berlangsung pada Selasa siang kemarin. Demonstrasi dengan agenda menolak kenaikan harga BBM itu dihadiri ribuan simpatisan PA 212.
Selain PA 212, sejumlah organisasi afiliasinya seperti Front Persaudaraan Islam (FPI) dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF) ikut serta dalam aksi tersebut.
Dalam poster aksi PA 212, massa membawa tiga tuntutan. Pertama meminta pemerintah menurunkan harga BBM, menurunkan harga-harga, dan menegakkan supremasi hukum.
Aksi penolakan kenaikan harga BBM sebelumnya sudah terjadi sejak sepekan terakhir. Tak cuma di Jakarta, demonstrasi itu juga terjadi di wilayah lain di Indonesia.
Hari ini, demo BBM naik juga digelar oleh Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK). Massa sudah bergerak menuju kawasan Patung Kuda Monas. Dalam demo hari ini, GEBRAK membawa lima tuntutan. Salah satunya adalah penolakan kenaikan BBM. Selain itu, mereka juga meminta pemerintah mencabut Undang-Undang Cipta Kerja
Pada Sabtu, 3 September 2022, Presiden Jokowi telah resmi menaikan harga BBM pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter, solar subsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter, dan pertamax non subsidi dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.
Sebagai kompensasi, pemerintah bakal memberikan BLT sebesar Rp600 ribu untuk enam bulan kepada 20,65 juta keluarga kurang mampu. Selain itu, Jokowi juga bakal menyalurkan bantuan subsidi upah yang diberikan sebesar Rp600 ribu untuk 16 juta pekerja dengan gaji maksimum Rp3,5 juta per bulan.
Baca juga: Demo Tolak Kenaikan Harga BBM Sempat Kisruh Antara PA 212 dan Kelompok Lain
M JULNIS FIRMANSYAH
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.