TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh selama hampir 2,5 jam itu tidak menyinggung soal keputusan Rakernas Partai NasDem yang mengusulkan Ganjar Pranowo sebagai salah satu dari tiga bakal capres. Pertemuan yang berlangsung digelar di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta, Senin 22 Agustus 2022.
Puan Maharani ogah menanggapi saat ditanya responsnya atas keputusan NasDem yang mengusulkan nama Ganjar sebagai bakal capres. "Kalau itu tanya ke Pak Surya, bukan kepada saya, bukan kepada PDIP," ujar Puan di NasDem Tower, Jakarta, Senin, 23 Agustus 2022.
Surya Paloh lantas tertawa mendengar pernyataan Puan. Di samping Puan, ia menyebut kondisi perpolitikan menuju Pilpres 2024 masih sangat dinamis, termasuk terkait sosok bakal calon presiden yang akan diusung.
Kendati Rakernas NasDem telah menetapkan tiga nama bakal capres, yakni Anies Baswedan, Andika Perkasa, dan Ganjar Pranowo, Surya menyebut nama capres usungan NasDem masih bisa berubah dan tak tertutup peluang mengusung calon di luar tiga nama itu. Nama Puan pun masuk radar.
"Rakernas ya menempatkan mas Ganjar sebagai salah satu dari tiga nama bakal calon itu benar, tapi suasana itu berkembang dan dinamis sekali. Saya kedatangan Mbak Puan ini kan saya lihat-lihat juga. Mbak Puan ini, cek punya cek, rupanya ponakan juga dia. Jadi mari kita lihat perkembangan ke depan. Udah ketemu begini masa enggak masuk dalam radar," ujar Surya. Pernyataan Surya lantas disambut tawa sumringah Puan.
Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali juga menyatakan pertemuan antara Puan dan Surya Paloh tidak pernah menyebut nama Ganjar dan belum sampai membahas rencana koalisi apalagi capres yang akan diusung di Pilpres 2024.
"Masak berdiskusi satu kali langsung bicara Pilpres. Kami juga belum tahu kebijakan PDIP karena menunggu arahan ketua umumnya," ujar dia.
NasDem, kata Ali, juga masih memantau sosok yang akan diusung PDIP sebagai capres. "Kami dalam Rakernas kemarin kan sudah mencalonkan salah satu kader PDIP, Ganjar. Bisa jadi ada kerjasama di situ, bisa juga hal lain. Misalnya Anies dengan Puan, Puan dengan Anies, atau bisa juga jadi dengan yang lain-lain. Tapi di pertemuan tadi itu belum terjadi diskusi hal-hal yang teknis seperti itu," ujar Ali.
Ali mengakui, Surya awalnya memang sempat berpikir untuk menyandingkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024, guna mencegah terjadinya polarisasi di tengah masyarakat. Usul itu pun pernah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Kan kami pernah mengusulkan paket Ganjar-Anies kepada presiden, tapi kan Pak Jokowi sadar betul bahwa yang mengusung calon itu partai politik, bukan presiden. Jadi kami paham betul posisi beliau. Oleh karena itu, pertemuan Pak Surya dengan presiden baru-baru ini ya hanya diskusi masalah kebangsaan, kalau tentang calon presiden akan dibahas dengan partai politik," tuturnya.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai, meski PDIP masih bertengger di peringkat teratas dalam Pemilu Legislatif (Pileg), partai banteng diprediksi akan menghadapi kompleksitas saat berbicara figur capres yang akan diusung karena mengemuka dua nama, yakni Puan Maharani dan Ganjar Pranowo.
Menurut Agung, potensi PDIP berkoalisi dengan NasDem sangat terbuka. Jika PDIP mengusung Puan, ujar dia, maka Anies Baswedan yang dinilai berpotensi kuat mendampingi Puan karena saat ini dianggap merepresentasikan Islam konservatif. Duet Puan-Anies atau sebaliknya Anies-Puan juga dinilai lebih rasional untuk merangkul semua segmen ideologi, demografi, dan geografi.
"Tapi seandainya PDIP mengusung Puan untuk maju baik sebagai capres atau cawapres, apakah PDIP secara institusi mampu menahan Ganjar agar tak maju ke Pilpres?, Di sini kesolidan PDIP akan diuji" ujar dia.
DEWI NURITA