TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang menerima penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) berkaitan dengan ketahanan pangan baik dan swasembada pangan kepada Indonesia. Sertifikasi ini diraih imbas produksi beras di Indonesia yang konsisten dan tak mengandalkan impor.
Ia menjelaskan selama tiga tahun ke belakang Indonesia bisa konsisten produksi beras hingga 31,3 juta ton.
"Penghitungan oleh BPS stok kita di lapangan jumlahnya juga di akhir April 2022, tertinggi 10,2 juta ton. Kalau ditanya barangnya ada di mana? Ada di masyarakat, di petani, di restoran-restoran, juga di Bulog plus beberapa di industri pangan," ujar Jokowi di Istana Negara, Ahad, 14 Agustus 2022.
Jokowi menjelaskan, terjaganya stok beras di Tanah Air merupakan hasil dari pembangunan infrastruktur penyokong pertanian sejak tahun 2015. Hingga hari ini, Jokowi menyebut pemerintah telah berhasil membangun 4.500 embung, 1,1 juta jaringan irigasi, dan 61 bendungan yang akan selesai pada tahun 2024.
Selain itu, melimpahnya stok beras juga dihasilkan dari pemanfaatan varietas unggul padi, intensifikasi, serta ekstensifikasi. "Semua itu memberikan sebuah hasil peningkatan produksi yang kita lihat sekarang ini," kata Jokowi.
Selain beras, Jokowi menyebut pihaknya juga sedang mendorong peningkatan produksi komoditas sorgum hingga jagung. Ia menyebut peningkatan kapasitas produksi berhasil membuat angka impor jagung menurun menjadi 800 ribu ton, dibandingkan tujuh tahun lalu yang mencapai 3,5 juta ton.
"Insya Allah kita tak impor lagi dalam 2-3 tahun mendatang, seperti beras yang sudah 3 tahun tidak impor," kata Jokowi.
M JULNIS FIRMANSYAH