TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada (KKN-PPM UGM) melakukan program pelatihan pembuatan batik ecoprint kepada ibu-ibu yang tergabung dalam Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Dusun Padakan Tegalarum Gatak, Janti, Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Sabtu, 30 Juli 2022.
Ketua pelaksana program, Indrasastri Sekarlintang, mengatakan alasan memilih jenis batik ecoprint karena memiliki motif unik dari daun asli. Menurut dia, sebenarnya di Desa Janti terdapat potensi alam yang bisa mendukung pembuatan jenis batik ini. Namun, hingga program ini dilakukan, daerah tersebut belum ada gagasan untuk mengembangkannya.
“Program pelatihan bikin batik ecoprint di Dukuh Padakan Tegalarum Gatak dipilih karena jenis batik ini masih jarang ditemui dan proses pembuatannya pun sangat mudah. Sehingga, usaha ini potensial dikembangkan ibu-ibu di sela kesibukannya mengurus rumah tangga,” kata Indrasastri.
Dalam kegiatan pelatihan usaha pembuatan batik ecoprint kali ini diikuti sejumlah 23 peserta dari ibu-ibu PKK Dusun Pandakan. Sebelumnya, para peserta sudah menyiapkan alat dan bahan dari rumah, mulai dari daun alami, tawas, kain, hingga palu. Adapun teknik pembuatan yang digunakan adalah dengan teknik pukul tanpa proses perebusan (hapa zome).
“Teknik pembuatan batik ecoprint sebenarnya ada dua cara, direbus terlebih dahulu atau cukup hanya dipukul-pukul. Teknik yang kedua ini dipilih karena cocok digunakan sebagai pengenalan batik ecoprint kepada orang awam karena simpel dan efisien waktu pengerjaannya,” kata dia.
Meski ecoprint tergolong batik sederhana, kata dia, tetapi karena keunikan motif yang dimiliki membuat nilai jualnya di pasaran cukup tinggi. Hal ini selaras dengan tujuan dirinya mengadakan pelatihan pembuatan batik ecoprint. Yakni supaya bisa mengangkat potensi ekonomi kreatif desa melalui pengembangan ecoprint sebagai produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Dusun Padakan Tegalarum Gatak.
Ketua RW 04 Dusun Padakan Tegalarum Gatak, Sri Mulat, mengapresiasi kegiatan positif yang digagas mahasiswa KKN-PPM UGM JT-068 ini. Ia mengakui bahwa ide pembuatan usaha batik ecoprint ini baru pertama kali diadakan di daerahnya. Harapannya, inovasi batik ecoprint bisa memberikan keran pendapatan UMKM baru bagi warga, khususnya ibu-ibu PKK.
“Harapan saya, kegiatan ini berlanjut seterusnya sehingga lebih baik dan berkembang. Ke depan kami akan membuat program khusus bersama ibu-ibu PKK untuk pengembangan inovasi UMKM dari produksi batik ecoprint agar menambah pendapatan ekonomi warga,” ujar Sri.
HARIS SETYAWAN
Baca juga: Begini Tim Ngabdi Deso UGM Angkat Batik Ecoprint Desa Pacarejo Gunung Kidul