TEMPO.CO, Semarang - Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Semarang Komisaris Besar Irwan Anwar mengungkap misteri asal yang yang digunakan Kopda Muslimin untuk membayar para eksekutor penembakan istrinya, Rina Wulandari. Menurut Irwan, uang itu didapatkan Muslimin dari orang tua Rina.
Irwan menyatakan bahwa Muslimin sempat meminta uang kepada orang tua rina dengan dalih untuk biaya rumah sakit. Menurut Irwan, permintaan itu diajukan Muslimin saat Rina dirawat di Rumah Sakit Hermina Banyumanik setelah menjalani operasi pengangkatan proyektil peluru.
Muslimin disebut meminta seseorang untuk mengambil uang Rp 120 juta itu di rumah mertuanya. "Perintahnya, ada uang di ibu mertua Rp 120 juta, agar diantar untuk biaya rumah sakit," kata Irwan, Rabu, 27 Juli 2022.
Uang tersebut kemudian Muslimin serahkan kepada para pelaku penembakan. Menurut Irwan, mereka bertemu di sebuah toko modern tak jauh dari Rumah Saki Hermina,
Semarang.
Setelah itu, Muslimin disebut kembali meminta uang kepada mertuanya. Dia berdalih uang Rp 120 juga sebelumnya dia terima kurang untuk biaya pengobatan istrinya.
Iklan
"Kemudian perintah kedua. Itu kurang Rp 120 juta pihak rumah sakit masih minta lagi Rp 90 juta," tutur Irwan.
Sementara uang Rp 90 juta tersebut dipakai Muslimin untuk kabur. "Ternyata Rp 120 juta untuk membayar para tersangka dan Rp 90 juta digunakan yang bersangkutan untuk melarikan diri," ujarnya.
Polisi telah menangkap lima orang tersangka yang terlibat kasus percobaan pembunuhan tersebut. Mereka adalah Sugiono, Ponco Aji Nugroho, Supriono, Agus Santoso, dan Dwi Sulistyo. Mereka kini ditahan di Mapolrestabes Semarang.
Irwan menyebut hasil penyidikan terhadap kelima tersangka telah cukup untuk mengantarkan mereka ke meja hijau. "Alat bukti, keterangan tersangka, dan keterangan saksi sudah cukup untuk nembawa mereka ke persidangan," ungkapnya.
Sugiono mengaku telah lama mengenal Muslimin. Menurut Sugiono istrinya bekerja dengan Muslimin berjualan pulsa dan nomor togel.
"Iya, dia jualan nomor. Tapi saya tidak tahu di mana titik-titiknya," kata dia.
Kopda Muslimin yang diduga menjadi otak pembunuhan terhadap
Rina Wulandari itu ditemukan meninggal di rumah orang tuanya di Kabupaten Kendal pada Kamis, 28 Juli 2022. Sepuluh hari menjadi buron tim gabungan TNI dan Polri, Muslimin bisa melenggang pulang ke rumah orang tuanya tanpa ditangkap aparat. Dia diduga meninggal karena menegak racun.