Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pendistribusian Air Galon Harus Diperhatikan

image-gnews
Iklan

INFO NASIONAL -- Sinar matahari,  guncangan dan gesekan terus menerus pada air dalam kemasan galon isi ulang berbahan plastik keras polikarbonat berpotensi membahayakan kesehatan manusia. Galon polikarbonat yang terpapar sinar matahari dalam waktu lama, dengan rantai perjalanan dari sejak pendistribusian awal hingga proses transportasi menuju lokasi penurunan, hingga berpindah ke tangan penjual dan konsumen, sangat potensial menyebabkan pelepasan senyawa kimia Bisphenol-(BPA) sehingga  air dalam kemasan galon polikarbonat terkontaminasi.

“Kalau proses pendistribusian air galon tidak diperhatikan, maka senyawa kimia BPA berpotensi cepat terlepas  dan bisa membahayakan kesehatan masyarakat,” kata Prof.  Andri Cahyo Kumoro, Guru Besar bidang Pemrosesan Pangan Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro baru-baru ini. Menurut dia, produsen Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) tidak boleh lalai menjaga kualitas air kemasan di dalam galon. “Proses pendistribusian pun harus lebih diperhatikan, agar kualitas air tetap terjaga

Badan Pengawas Obat dan Makanan(BPOM) Amerika Serikat (FDA) menyebut BPA pada kadar yang rendah tidak berbahaya. Tetapi pada tingkat yang lebih tinggi dan terus menerus dikonsumsi, BPA berpotensi sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. BPA diketahui menjadi pemicu munculnya gangguan pada perkembangan otak janin, dapat memengaruhi perilaku anak, menyebabkan gangguan reproduksi pada laki-laki dan perempuan, diabetes, ginjal, gangguan jantung, hingga kanker

Sebelumnya, BPOM secara terbuka telah menyatakan ditemukannya bahaya kandungan BPA pada sebagian produk air minum dalam kemasan. Dalam revisi terbaru Peraturan Badan POM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan, produsen air minum yang menggunakan kemasan plastik polikarbonat diwajibkan mencantumkan label 'Berpotensi Mengandung BPA'.

Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Prof. Junaidi Khotib mengatakan, praktik distribusi galon isi ulang yang tidak dikelola dengan baik bisa memperburuk pelepasan BPA.  "Pelepasan senyawa kimia ini sangat tergantung pada suhu dan tingkat keasaman. Ketika dalam proses distribusi dan produksi, kemasan galon air minum yang terpapar cahaya matahari langsung suhunya akan meningkat, maka tentunya akan sangat cepat terjadi migrasi," kata Junaidi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebagian besar negara di dunia, lanjut dia, telah mengatur penggunaan BPA melalui regulasi. Regulasi diperlukan, mengingat bagaimana mudahnya partikel BPA masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman, “akibat terjadi pelepasan atau migrasi partikel BPA ke makanan atau minuman yang bersinggungan langsung dengan kemasan primer,” katanya

“Konsentrasi BPA dalam darah dan urin sangat erat dengan berbagai penyakit yang berkaitan dengan gangguan endokrin, yaitu gangguan pada hormonal sistem, perkembangan saraf, dan mental pada anak-anak.” Dia pun bersama tim dari beberapa Fakultas di lingkungan Universitas Airlangga, yaitu Fakultas Farmasi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan Fakultas Sains dan Teknologi, telah menemukan dampak paparan BPA pada perkembangan otak dan gangguan perkembangan mental pada anak-anak

Karenanya, Junaidi sepakat apabila diterapkan regulasi yang mengatur bagaimana acceptable daily intake penggunaan kemasan plastik agar bisa terus diturunkan secara progresif. Dia mengatakan perlunya dilakukannya edukasi dan peningkatan kesadaran pada masyarakat untuk memilih produk makanan dan minuman yang kemasan plastiknya bebas BPA

“Selain itu, perlu dilakukan pendampingan terhadap produsen makanan dan minuman dalam meningkatkan customer awareness untuk menghasilkan produk yang aman bagi kesehatan. Produsen makanan yang memiliki ijin edar juga diwajibkan berkomitmen dan bertanggungjawab dalam menjamin keamanan produknya dengan melakukan studi pharmacovigilance atau studi pasca edar terkait migrasi BPA,” katanya.(*)

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

41 menit lalu

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, akan membangun klaster pertanian modern seluas 10.000 hektare di Kabupaten Bandung.


Gelar Halalbihalal Nasional, MUI Ingatkan Kembali Pesan Kemanusiaan Terkait Palestina

1 jam lalu

Ulama-ulama dari negara mayoritas Islam yang mendukung Palestina terlihat berpose untuk sesi foto saat berkunjung ke Kantor Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Jumat (1 Maret 2024). ANTARA/HO-MUI/nbl.
Gelar Halalbihalal Nasional, MUI Ingatkan Kembali Pesan Kemanusiaan Terkait Palestina

MUI ingin merawat tali silaturahmi dengan berbagai mitra kerja dan komponen bangsa


Wabup Kukar Rendi Solihin Dialog dengan Pelaku UMKM di Sanga-sanga

2 jam lalu

Wabup Kukar Rendi Solihin Dialog dengan Pelaku UMKM di Sanga-sanga

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar berkomitmen untuk terus membersamai pelaku UMKM


Jembatan Sebulu Segera Dibangun, Edi-Rendi Gelontorkan Rp203 Miliar untuk Tahap Pertama

2 jam lalu

Jembatan Sebulu Segera Dibangun, Edi-Rendi Gelontorkan Rp203 Miliar untuk Tahap Pertama

Pemerintah telah melakukan seluruh persiapan dan proses pembangunan


Presiden Jokowi akan Resmikan Budidaya Ikan Nila Salin Milik KKP

2 jam lalu

Presiden Jokowi akan Resmikan Budidaya Ikan Nila Salin Milik KKP

Modeling budidaya ikan nila salin merupakan terobosan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, yang dibangun sejak 2023 di lahan seluas 80 hektare.


Ceria Berkomitmen Kembangkan Industri Nikel Berkelanjutan

3 jam lalu

Ceria Berkomitmen Kembangkan Industri Nikel Berkelanjutan

Ceria menegaskan komitmennya dalam mendukung industri nikel berkelanjutan dan memperkuat posisinya dalam rantai pasokan global baterai EV.


Bank Mandiri Promosikan Keunggulan Livin' di London

3 jam lalu

Bank Mandiri Promosikan Keunggulan Livin' di London

Bank Mandiri memperkenalkan fitur bertajuk Livin' Around The World (LATW) dalam Seminar Gelora Mahasiswa (GEMA).


Mentan Amran: Pompanisasi Perkuat Perekonomian Desa

3 jam lalu

Mentan Amran: Pompanisasi Perkuat Perekonomian Desa

Pemasangan pompa wajib dilakukan agar petani bisa melakukan produksi hingga 3 kali dalam setahun


Mentan Ajak Semua Pihak Awasi Pengecer dan Distributor Pupuk Nakal

3 jam lalu

Mentan Ajak Semua Pihak Awasi Pengecer dan Distributor Pupuk Nakal

Semua pihak diminta berkontribusi pada merah putih di sektor pangan, termasuk para wartawan


Pegadaian Luncurkan Buku Van Leening When History Begins

4 jam lalu

Pegadaian Luncurkan Buku Van Leening When History Begins

Buku napak tilas Pegadaian ini berisi sejarah panjang perjalanan PT Pegadaian selama lebih dari satu abad berkontribusi dan melayani masyarakat Indonesia.