TEMPO.CO, Jakarta -Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara atau TNI AU untuk sementara menghentikan oeprasional pesawat tempur T-50i Golden Eagle.
Langkah ini dilakukan supaya TNI AU bisa melakukan evaluasi kelayakan terbang setelah jatunya T-50i golden Eagle bernomor TT 5009 di Desa Nginggil, Kecamatan Kradenan, Blora, Jawa Tengah, pada Senin malam, 18 Juli 2022.
“Mulai hari ini T-50i Golden Eagle tidak dioperasionalkan untuk evaluasi,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma Indan Gilang Budiansyah dalam konferensi pers di Gedung Saraswati Lanud Iswahjudi Magetan, Selasa, 19 Juli 2022.
Indan juga mengatakan bahwa TNI AU sudah membentuk Tim Panitia Penyelidikan Kecelakaan Pesawat Udara (PPKPU).
“Tim PPKPU dibentuk untuk menyelidiki sebab-sebab jatuhnya pesawat tersebut dan akan melakukan pengecekan berkaitan dengan teknis terhadap T-50i Golden Eagle yang lain,” kata Indan.
TNI tengah mempersiapkan sejumlah alutsista yang akan memeriahkan perayaan HUT TNI ke-76 pada 5 Oktober 2021. Skadron Udara 15 akan menerjunkan 6 unit pesawat T-50i Golden Eagle. Aero-Corner
Terlepas dari jatuhnya pesawat tempur ini di Blora, pesawat ini merupakan salah satu pesawat latih tempur yang canggih dan merupakan pesawat hasil kerja sama Korea Selatan dan Amerika Serikat. Melansir dari laman TNI AU, pesawat ini memliki kapasitas dua wak dan menjadi pesawat latih lanjutan bagi para penerbang tempur.
T-50 i dilengkapi dengan sistem avionik digital dan ditunjang dengan persenjataan serta Radar Warning Receivers (RWR) yang mampu mendetksi keberadaan musuh.
Pesawat ini memiliki panjang 13,01 meter dan tinggi 4,87 meter dan memiliki lebar sayap mencapai 9,4 meter. Golden Eagle memiliki berat 6.441 kilogram.
Pesawat tempur ini didatangkan oleh Pemerintah Indonesia sebagai pengganti pesawat Hawk MK-53 yang habis masa pakainya pada 2012.
EIBEN HEIZIER
Baca juga : Jenis Kapal Induk Berdasarkan Bahan Bakar dan Teknik Peluncuran Pesawat
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.