"Bola yang menggelinding saat ini untuk membangun kemitraan komprehensif yang tentu elemen dan programnya harus dirumuskan lebih lanjut. Ini disambut baik oleh Presiden," kata Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal, dalam jumpa pers usai pertemuan, Kamis (19/2).
Presiden Yudhoyono, kata Dino, telah menggulirkan kemitraan strategis ini di Washington DC pada bulan Desember lalu. Setelah itu ada pembahasan di tingkat departemen untuk merinci elemen-elemen komprehensif kerjasama itu. Apalagi Indonesia sudah mempunyai kerjasama baik yang komprehensif maupun strategis dengan sejumlah negara.
"Seperti dengan Jepang, Australia, India, China, Pakistan, Afrika Selatan dan Brazil," kata Dino.
Terkait kemitraan dengan AS, saat ini konsep, proyeksi dan visinya akan terus dibahas oleh kedua belah pihak kemudian disatukan. Rencananya ini akan diresmikan dalam pertemuan kedua kepala negara.
"Insya Allah kalau SBY bertemu dengan Presiden Obama, tidak tahu kapan itu mungkin akan diresmikan dalam pertemuan itu," katanya.
Ia mengatakan kemitraan Indonesia - AS tidak lagi uni dimensional maupuni single isue. Misanyal pada tahun 1980-an kemitraan hanya pada masalah HAM. Presiden menginginkan agar hubungan ini meluas mencakup berbagai sektor dan disesuaikan dengan realita abad 21.
"Kerja sama riset, teknologi dan kesehatan jadi bagian dari isi kemitraan strategis itu," katanya.
NININ DAMAYANTI