Kepada bekas Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu, Hasib mengusulkan agar menggandeng tokoh dari kalangan Nahdlatul Ulama. Ia menyorongkan nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebagai calon wakil presiden. Hasib menilai Khofifah, yang juga Ketua Pimpinan Pusat Muslimat NU, punya modal kuat meraup suara di Jawa Timur.
"Waktu itu yang saya pikirkan, kalau menggandeng Bu Khofifah insya Allah pas," ujar Hasib, yang juga mendukung Prabowo dalam pemilu presiden 2019. "Saya sendiri optimistis kalau Pak Prabowo itu bahasa Jawanya wes wayahe (sudah saatnya)."
Wakil Ketua Umum Gerindra Irfan Yusuf Hasyim, yang ikut dalam pertemuan itu, mengatakan bahwa para kiai masih menginginkan Prabowo maju sebagai calon presiden. la juga tak menampik adanya usul agar Prabowo menggandeng Khofifah sebagai calon wakil presiden. Namun cucu pendiri NU Hasyim Asy'ari, ini mengatakan Prabowo belum memberi jawaban pasti. "Pak Prabowo mengatakan akan mempertimbangkan saran dari para kiai," kata Irfan, Kamis, 26 Mei lalu.
Sehari sebelum pertemuan di Tambakberas, atau pada Selasa malam, 3 Mei lalu, Prabowo telah lebih dulu menemui Khofifah di rumah dinasnya di Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Kepada wartawan, Prabowo mengaku berdiskusi dengan Khofifah soal cara mendorong perekonomian rakyat lewat pertanian.
"Dari dulu sudah saya perhatikan jejak beliau, pengabdian, dan kepeduliannya terhadap rakyat dan pembangunan bangsa," tutur Prabowo saat itu. la tak menyebutkan soal peluang menggandeng Menteri Pemberdayaan Perempuan periode 1999-2001 itu dalam Pemilu 2024.
Dua petinggi Gerindra bercerita, Khofifah menjadi salah satu calon yang digadang-gadang sebagai calon wakil presiden. Elite Gerindra pun telah mengajukan "proposal" kepada Khofifah untuk mendampingi Prabowo. Menurut keduanya, Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani telah menyampaikan ide itu saat bertemu dengan Khofifah di Grahadi pada 25 Februari lalu.
Sumber yang sama mengatakan bahwa usul itu juga disampaikan oleh Muzani kepada seorang ulama di Jawa Timur yang akrab dengan Khofifah dan menyokongnya dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur empat tahun lalu. Menolak namanya disebut, orang dekat Khofifah dan satu kolega ulama yang didekati oleh Muzani membenarkan informasi tersebut.
Namun orang dekat Khofifah menyebutkan bahwa yang dipinang belum memberikan kepastian. Jawaban yang diberikan Khofifah adalah dia masih ingin memperbaiki Jawa Timur. Pun orang dekat ulama yang didekati oleh Muzani mengatakan kiainya belum memberikan restu lantaran meyakini Khofifah berpeluang menjadi calon presiden.
Khofifah tak merespons permintaan wawancara yang dilayangkan Tempo ke nomor telepon selulernya. Muzani juga belum bisa dimintai tanggapan. Seusai pertemuan 25 Februari lalu, Muzani memuji Khofifah yang dinilainya menguasai permasalahan di Jawa Timur. Ia juga memerintahkan Fraksi Gerindra di Dewan Perwalkilan Rakyat Daerah Jawa Timur mendukung Khofifah.
Soal peluang memasangkan Prabowo dengan Khofifah, Muzani mengatakan masih menunggu sikap ketua umumnya. Menurut dia, pencarian koalisi dan calon wakil presiden akan dilakukan setelah Prabowo menyatakan kesediaannya untuk kembali maju. "Fokus kami menunggu Pak Prabowo maju atau tidak, baru memikirkan langkah lain," ujar Muzani.
Sebelum mendekati NU, Khofifah, dan PKB, Gerindra acap disebut bakal berkoalisi dengan PDIP pada Pemilu 2024. Gagasan menduetkan Prabowo dengan Puan Maharani, putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, pun kerap mencuat.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan partainya membuka peluang berkoalisi dengan Partai Gerindra, namun PDIP belum mau berbicara soal calon presiden. "Kami akan berbicara tentang pasangan calon pada waktu dan momentum yang tepat," kata Hasto, Jumat, 27 Mei 2022.
DEWI NURITA | BUDIARTI UTAMI | MAJALAH TEMPO
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.