INFO NASIONAL – Seluruh rumah sakit (RS) yang berada di bawah pengelolaan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) lebih banyak melayani pasien yang berasal dari masyarakat umum. Hal itu diketahui berdasarkan Data Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri sampai April 2021.
Persentasenya menyentuh angka 71,24 persen dari total 94.564 pasien yang berobat ke 52 rumah sakit Polri di berbagai daerah. Angka persisnya sebanyak 67.376 pasien masyarakat umum yang mendapat pelayanan kesehatan.
Angka tersebut, menurut Buku “Setapak Perubahan: Catatan Pencapaian Satu Tahun Polri yang Presisi”, menjelaskan secara gamblang bagaimana rumah sakit Polri menjadi salah satu bagian penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. “Untuk itu, Kapolri tidak segan meningkatkan fasilitas kesehatan yang dikelola oleh instansinya,” tulis buku tersebut.
Peningkatan fasilitas itu memang sudah direncanakan sejak seratus hari kerja Jenderal Listyo Sigit Parbowo. Sebelumnya, Polri mendapat input dari bawah. kekurangan tenaga kesehatan organik dan dokter spesialis, keterbatasan lahan untuk pembangunan gedung rawat inap, serta kekurangan beberapa fasilitas seperti mesin hemodialisa; incinerator; oksigen generator; laparoscopy kebidanan; dan bank darah, adalah beberapa yang harus diperbaiki.
Polri pun berusaha menangani kekurangan itu dengan melakukan beberapa kerjasama. Kini, Polri sudah menggaet dokter mitra atau dokter tamu. Mereka juga melaksanakan rekrutmen dokter dan tenaga medis baru. Tidak hanya itu, usulan pengadaan rumah sakit berikut alat kesehatan dan fasilitasnya dilakukan.
Listyo Sigit Prabowo pun menyadari, keberadaan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit sangat penting. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi. Bukan hanya penting bagi personel Polri, keberadaan fasilitas kesehatan di bawah naungan kepolisian juga penting bagi masyarakat.
Sepanjang pandemi Covid-19, fasilitas kesehatan milik Polri turut menjadi tulang punggung. Mereka ikut melayani pasien Covid-19. Secara keseluruhan, Polri mengelola 52 rumah sakit yang terbagi empat tingkat. Mulai Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I, II, III, sampai IV.
Di puluhan rumah sakit yang tersebar di seluruh Indonesia itu, ada 11.464 tenaga medis yang bekerja untuk melayani pasien. Kerja mereka ditunjang dengan 6.030 kamar rawat inap, 1.827 ruang isolasi, 370 ICU, 1.542 ruang isolasi Covid-19, dan 134 ICU Covid-19.
“Tantangan sejak awal kepemimpinan saya yaitu menghadapi pandemi Covid-19 serta dampak yang ditimbulkan dari aspek kesehatan, ekonomi, sosial dan pendidikan,” ujar Kapolri belum lama ini.
Tidak hanya fisik, kualitas pelayanan juga turut menjadi perhatian. Saat ini Polri tengah berusaha menaikan jumlah Rumah Sakit Bhayangkara yang sudah menjadi badan layanan umum (BLU). Sebab dari 52 rumah sakit, masih ada 12 rumah sakit Polri yang non BLU.
Polri di bawah komando Jenderal Listyo Sigit Prabowo memang melakukan banyak perubahan di bidang kesehatan. Peningkatan pelayanan kesehatan oleh Polri juga disempurnakan dengan hadirnya aplikasi E-Yankes. Aplikasi tersebut diluncurkan sekaligus untuk memastikan program prioritas kapolri dalam seratus hari masa kerjanya dapat tercapai.
Dengan aplikasi E-Yankes, sistem informasi dan quick response layanan kesehatan maupun monitoring kesehatan personel Polri menjadi lebih cepat dan presisi. Bahkan bisa dipantau secara real time, kapanpun dan di manapun. Polri meluncurkan Aplikasi E-Yankes tepat sebulan setelah Sigit dilantik. Yakni pada 27 Februari 2021. Melalui aplikasi tersebut, seluruh personel Polri dapat melakukan absensi dan melaporkan status kesehatan masing-masing.
Aplikasi yang dapat diakses melalui telepon genggam itu pun dilengkapi fitur layanan konsultasi kesehatan, HT Gateway, MMC, serta panic button yang bisa digunakan oleh setiap personel Polri dalam keadaan darurat dan ketika mereka membutuhkan penanganan medis segera. (*)
