TEMPO.CO, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera atau PKS menyiratkan tak berminat berkoalisi dengan Partai Gerindra. Hal ini disampaikan Ketua DPP PKS Bidang Humas, Ahmad Mabruri, untuk menjawab ajakan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) agar bergabung dengan koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang dibentuk PKB bersama Gerindra.
"Kami akan lihat dulu apa yang digagas koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. Soalnya kita sudah pengalaman sama Gerindra kemarin," ujar Mabruri saat dihubungi Tempo, Senin, 20 Juni 2022.
Gerindra dan PKS sebelumnya berkoalisi dalam Pilpres 2019 dan Pilgub DKI Jakarta 2017. Perseteruan antara PKS dengan Gerindra terjadi saat mereka mencari Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk menggantikan Sandiaga Uno yang mundur untuk maju bersama Prabowo Subianto dalam pilpres.
Pada Januari 2020, PKS menyodorkan nama Nurmansjah Lubis untuk menggantikan Sandiaga Uno. Namun setelah perdebatan dan negosiasi alot yang berlangsung dua tahun antara PKS dengan Gerindra, kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta akhirnya diisi oleh Ahmad Riza Patria yang merupakan perwakilan dari Gerindra.
Pengalaman ini menjadi salah satu pertimbangan PKS berpikir ulang untuk kembali berkoalisi dengan Gerindra. "Intinya PKS mau mencari teman koalisi yang lebih baik," ujar Mabruri.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid memastikan koalisi antara partainya dengan Gerindra pasca pertemuan Prabowo dengan Muhaimin pada Sabtu malam kemarin. Dia menyatakan koalisi dengan nama Kebangkitan Indonesia Raya itu akan mengusung kedua ketua umum partai sebagai pasangan calon di Pilpres 2024.
Soal waktu pendeklarasian, kata Jazilul, koalisi masih mencari hari yang tepat untuk mengumumkan. “Kami sedang mencari hari yang baik untuk mendeklarasikan secara resmi pasangan Mas Bowo-Gus Muhaimin,” ujarnya saat dihubungi terpisah, Sabtu, 19 Juli 2022.
PKB memang sempat dikabarkan akan menjalin koalisi dengan PKS serta Demokrat. Jazilul menyebut kerja sama ketiga partai itu dengan sebutan Koalisi Semut Merah. Meskipun partainya sudah berkoalisi dengan Gerindra, Jazilul menyatakan mereka masih membuka peluang dengan PKS dan Demokrat untuk bergabung.
M JULNIS FIRMANSYAH
IKuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini