TEMPO.CO, Jakarta - Peluang koalisi antara Partai Gerindra dan Partai NasDem dinilai semakin kecil setelah nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak masuk dalam hasil rekomendasi Rakernas NasDem. Partai besutan Surya Paloh mengumumkan tiga nama bakal calon presiden rekomendasi, yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani menilai keputusan tersebut menarik perhatian, sebab dua pekan sebelum menggelar Rakernas, Prabowo bertemu Surya Paloh di NasDem Tower. Keduanya berbincang hampir lima jam lamanya. Sejumlah petinggi Partai NasDem menyebut persamuhan tersebut merupakan pertemuan terlama sejak NasDem Tower diresmikan pada Februari lalu.
"Jadi ini menarik, karena Prabowo baru bertemu Surya Paloh, kita tidak tahu detail isi pembicaraannya seperti apa, tapi disebut ada pembicaraan soal Pilpres dan ada spekulasi akan ada koalisi antara kedua partai itu," ujar Saiful dikutip dari YouTube SMRC TV, Ahad, 19 Juni 2022.
Namun dalam hasil Rakernas, tidak ada nama Prabowo. Menurut Saiful, NasDem tidak memilih Prabowo karena melihat segmen pemilih yang bergeser.
Dalam tiga kali survei terakhir yang dilakukan SMRC, dukungan pada Prabowo dari massa pemilih NasDem sempat cukup besar, 57 persen pada Desember 2021. Tapi dalam lima bulan terakhir mengalami penurunan signifikan menjadi 12 persen pada survei Mei 2022. Suara Ganjar mengalami peningkatan dari 22 persen menjadi 41 persen. Demikian pula dengan Anies, dari 10 persen menjadi 31 persen, pada periode yang sama.
Kesimpulan SMRC, umumnya pemilih partai NasDem mendukung Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
"Dilihat dari sentimen pemilihnya, terjadi perubahan yang cukup drastis. Menurut dugaan saya, kemungkinan Gerindra dan NasDem itu kecil peluangnya untuk berkoalisi. Dan di tingkat pemilih menunjukkan hubungan lemahnya antara pemilih NasDem dengan Prabowo, dan makin kuat dengan Ganjar dan Anies," ujar Saiful.
Menurut Saiful, data ini cukup koheren atau konsisten dengan opini yang dibangun oleh elit NasDem dalam Rakernas dan dua besar yang didukung oleh elit dan massa pemilih NasDem cukup konsisten. "Secara umum, aspirasi yang dikembangkan oleh DPW Nasdem cukup konsisten dengan pemilih NasDem sendiri. Artinya NasDem mendengarkan apa kata pemilih mereka sendiri,” kata Saiful.
Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya sebelumnya mengatakan, Prabowo tidak dipilih sebagai capres rekomendasi karena tidak masuk dalam usulan DPW saat Rakernas NasDem. Para DPW sebelum mengajukan usulan diwajibkan melakukan survei di daerah pemilihan, hasilnya tidak ada yang mengajukan nama Prabowo.
Willy menduga, hal tersebut terjadi karena Prabowo dikenal terlalu lekat sebagai representasi Partai Gerindra. "Pak Prabowo sangat kental asosiasinya dengan Gerindra, tentu itu menjadi catatan kami," ujar Willy, Jumat lalu.
Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengaku tidak masalah jika Prabowo tak masuk daftar rekomendasi capres Partai NasDem.
"Ya enggak ada masalah. Kami kemarin itu kan hanya kunjungan silaturahmi, keduanya sahabat lama dan kami diundang untuk melihat gedung baru NasDem. Apa yang disampaikan dalam keputusan Rakernas Partai NasDem, tentunya kami Partai Gerindra juga mengapresiasi dan tidak ada masalah bagi kami," ujar Dasco, kemarin.
DEWI NURITA
Baca: Survei SMRC Mei: Massa NasDem Pilih Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan