TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa Penuntut Umum KPK mendakwa Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin Angin telah menerima suap Rp 572 juta dari pengusaha terkait paket pekerjaan di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dan Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat Tahun 2021.
"Terdakwa I Terbit Rencana Perangin Angin selaku Bupati Langkat 2019-2024 dan terdakwa II Iskandar Perangin Angin bersama-sama Marcos Surya Abdi, Shuhanda Citra dan Isfi Syahfitra menerima uang tunai sejumlah Rp572 juta dari Muara Perangin Angin karena terdakwa I dan terdakwa II telah memberikan paket pekerjaan di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dan Dinas Pendidikan Langkat tahun anggaran 2021 kepada perusahaan Muara Perangin Angin," kata Jaksa KPK Zainal Abidin di Pengadilan Tipikor di Jakarta, Senin, 13 Juni 2022.
Muara Perangin Angin diketahui adalah kontraktor di wilayah Kabupaten Langkat. Dia memiliki CV Nizhami, CV Sasaki dan perusahaan lain yang digunakan untuk memenangkan tender.
Terbit Rencana Perangin Angin adalah anak ke-3 dari 6 bersaudara. Ia memiliki kakak kandung bernama Iskandar Perangin Angin yang menjabat sebagai Kepala Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat dan kerap dipanggil sebagai "Pak Kades".