TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon menjadi anggota Satgas Organisasi Parlemen Dunia (Inter-Parliamentary Union) untuk mengatasi perang Rusia-Ukraina. Satgas telah menggelar pertemuan pertama pada 25 April 2022.
"Dunia harus bekerjasama mendorong tercapainya penyelesaian politik atas perang yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina," kata Fadli dalam keterangan tertulis, Kamis, 28 April 2022.
Seruan disampaikan Fadli usai mengikuti pertemuan pertama Satgas pada 25 April lalu. Menurut dia, penyelesaian politik diperlukan agar penyelesaian militer yang saat ini diambil tidak mengarah kepada Perang Dunia III atau Perang Nuklir.
Fadli lalu menjelaskan Satgas dibentuk atas inisiatif BKSAP dalam sidang umum IPU ke-144 di Nusa Dua, Bali, akhir Maret lalu. Indonesia pun jadi satu-satunya negara Asia Pasifik yang jadi anggota Satgas.
Satgas ini beranggotakan delapan orang yang mewakili enam Grup Geopolitik. Afrika Selatan dan Namibia sebagai wakil grup Afrika. Uni Emirat Arab mewakili grup Arab. Indonesia mewakili grup Asia Pasifik,
Lalu, Kazakhstan mewakili grup Eurasia. Uruguay sebagai wakil untuk grup Amerika Latin dan Karibia. Terakhir, Belanda dan Israel sebagai wakil grup Twelve Plus yang meliputi wilayah Eropa Barat.
Dalam pertemuan 25 April lalu, Fadli mendesak perwakilan parlemen dunia segera melakukan langkah diplomasi konkret untuk mencegah peperangan mencapai eskalasi yang tidak diinginkan. Hasil kerja Satgas ini, kata dia, akan menjadi ujian bagi berfungsi atau tidaknya diplomasi parlemen sebagai bagian dari diplomasi total.
Fadli Zon menyebut Satgas harus bisa mendapatkan kepercayaan dari Rusia dan Ukraina. Sehingga, pembicaraan tripartit antara Satgas, Parlemen Rusia, dan Parlemen Ukraina bisa menghasilkan kesepakatan yang berarti.
Sebagai pengusul terbentuknya Satgas, Fadli Zon juga menyebut Satgas harus imparsial dan netral. Tujuannya agar Satgas dapat bekerja secara obyektif untuk mengakhiri perang, de-eskalasi konflik, membuka koridor kemanusiaan, serta mencapai kesepakatan damai.
Pertemuan 25 April ini, kata Fadli Zon digelar virtual dan melibatkan sejumlah pihak. Dari Presiden IPU Duarte Pacheco hingga diplomat senior Swiss, Walter Gyger dan Siobhan Martin. Keduanya ahli studi keamanan global dari the Geneva Center for Security Policy (GCSP). Kedunya dimintai masukannya mengenai strategi mendorong tercapainya penyelesaian politik atas perang Rusia-Ukraina.
Baca Juga: Rusia Janji Kurangi Serangan ke Ukraina, Zelensky Sulit Percaya: Kami Tidak Naif