TEMPO.CO, Jakarta - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyatakan belum bisa berbicara banyak soal penangkapan Bupati Bogor Ade Yasin oleh KPK. Ade merupakan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Jawa Barat.
"Kami menunggu dulu penjelasan KPK setelah 1X24 jam," ujar Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani lewat pesan singkat, Rabu, 27 April 2022.
Ketua DPP PPP Syaifullah Tamliha menyebut partainya belum tahu duduk permasalahan kasus tersebut, sehingga mesti menunggu penjelasan KPK yang memiliki waktu 1x24 jam untuk menentukan status Ade.
"Kami sangat menghormati proses hukum. Sementara itu, kami masih berhusnuzan (berbaik sangka) dengan meminta semua pihak untuk menggunakan asas praduga tak bersalah," tuturnya.
Keduanya juga menyatakan belum bisa memastikan apakah PPP akan memberikan bantuan hukum terhadap Ade.
KPK menangkap Ade Yasin dalam operasi yang berlangsung sejak Selasa malam kemarin malam hingga Rabu pagi ini. Ade ditangkap bersama beberapa orang anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Ia ditengarai terlibat kasus suap.
“KPK menangkap sejumlah pihak, di antaranya Bupati Bogor. KPK masih memeriksa pihak-pihak yang ditangkap tersebut dan dalam waktu 1×24 jam," kata pelaksana tugas juru bicara KPK Ali Fikri, Rabu, 27 April 2022.
Ade menjabat sebagai Bupati Bogor sejak 2018. Dia memenangkan Pilkada Kabupaten Bogor bersama Iwan Setiawan. Perempuan berusia 53 tahun itu seharunya menduduki jabatan itu hingga tahun depan. Dia sebenarnya juga masih berpeluang kembali maju pada Pilkada Serentak 2024.
Ade Yasin menjadi Bupati Bogor kedua yang ditangkap KPK. Pada 2014, KPK juga pernah menangkap Rachmat Yasin yang tak lain merupakan kakak kandung Ade. Rachmat terjerat kasus korupsi pengadaan lahan saat itu dan menjalani hukuman lima tahun penjara. Sepekan setelah keluar, pada 2019, Rachmat kembali diciduk KPK. Kali ini dia disebut terlibat kasus gratifikasi sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor.