TEMPO.CO, Jakarta - Raden Mas Panji Sosrokartono adalah kakak kandung RA Kartini. Ia merupakan putra ketiga dari pasangan Raden Mas Adipati Aria Sosroningrat sebagai Bupati Jepara (1881-1905) dan Nyai Ajeng Ngasira. Sosrokartono yang berdarah biru itu juga memiliki peran penting dalam perjalanan bangsa Indonesia.
Melansir dari jurnal Universitas Negeri Yogyakarta, pria kelahiran 10 April 1877 itu datang ke Belanda untuk meneruskan belajar pada 1897. Kesempatan itu diperolehnya juga karena Sosrokartono berhasil mendapatkan nilai bagus saat bersekolah di HBS. Saat pertama kali datang di Belanda, ia berusia 21 tahun.
Sosrokartono memutuskan untuk memilih Jurusan Bahasa dan Kesusastraan Timur di Universitas Leiden. Pilihan itu sesuai dengan kepiawaiannya dalam bidang bahasa dan sastra sejak masih bersekolah di Semarang. Pada ujian akhirnya, ia menulis karangan dalam bahasa Jerman.
Melalui pidatonya pada acara kongres bahasa ke-25 di Belanda pada 1899, Sosrokartono sempat meminta pemerintah Belanda memberikan pengajaran bahasa Belanda kepada rakyat Indonesia sebagai pembuka pengetahuan.
Sosrokartono, Polyglot Menjadi Wartawan Perang
Mengutip kanal jepara.go.id, semasa di Belanda, Sosrokartono pernah menjadi koresponden di surat kabar Bandera Wolanda. Ia menyumbangkan tulisannya tentang Budhhisme di surat kabar tersebut.
Kemudian, pada 1914 saat Perang Dunia I meletus, anak bangsawan Jepara itu bergabung dengan The New York Herald Tribune, salah satu media ternama di Amerika untuk menjadi wartawan perang. Melalui surat kabar tersebut tulisan-tulisan karyanya semakin terkenal.
Tidak puas berkarier di bidang jurnalistik, Sosrokartono juga menjadi kepala juru ahli bahasa di Volkenbond atau Liba Bangsa-Bangsa di Jenewa dan atase kebudayaan untuk Kedubes Perancis di Den Haag. Kepintaran bahasa yang dimilikinya membawa kakak Kartini itu pada peran-peran mulia bagi pengetahuan rakyat Indonesia. Hal itu terbukti dari keahliannya dalam menguasai 36 bahasa, 10 bahasa daerah dan 26 bahasa asing. Kemampuan banyak bahasa ini disebut polyglot. Saking cerdasnya, orang Eropa menjulukinya sebagai Si Jenius dari Timur.
Kakak RA Kartini ini mengalami masa sulit saat berurusan dengan Snouck Hurgronje menyoal penaklukkan Aceh. hal itu membuatnya menerima tekanan batin bertubi-tubi. Akhirnya, Sosrokartono jatuh sakit dan mengalami kelumpuhan sejak 1942. Dari tahun ke tahun kondisinya tidak berangsur membaik, sang juru bahasa itu wafat pada usia yang 74 tahun pada 8 Februari 1952 dengan perjuangan yang penuh kepayahan.
RISMA DAMAYANTI
Baca: Polyglot Mampua Kuasai Banyak Bahasa R.M Panji Sosrokartono Salah Satunya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.