INFO NASIONAL - Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, mendukung rencana penyelenggaraan Nusantara Millenial Summit 3.0 mengusung tema “Akselerasi Pelajar untuk Indonesia Maju” di Ponpes Qamarul Huda, Lombok, Nusa Tenggara Barat, 23-26 Juni 2022.
Kegiatan yang digelar bersamaan dengan Kongres XX Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Kongres XIX Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) tersebut, bertujuan untuk menyukseskan kepemimpinan Indonesia dalam Presidensi G-20.
Menurut Bamsoet, latar belakang NU sebagai organisasi massa keagamaan dengan jumlah anggota mencapai 108 juta jiwa, NU telah menjadi kekuatan sosial dan ekonomi masyarakat. Di era digital, sudah selayaknya NU ikut terjun ke dunia digital.
“Antara lain dengan memiliki marketplace dan platform edutech sendiri. Untuk mewujudkannya, perlu kerja keras dan kontribusi dari para pelajar, santri, dan mahasiswa NU yang tergabung dalam IPNU dan IPPNU," ujar Bamsoet usai menerima pengurus IPNU dan IPPNU, di Jakarta, Senin, 11 April 2022.
Adapun Pengurus IPNU yang hadir dalam pertemuan itu adalah Ketua Umum Aswandi Jailani, Sekretaris Umum Mufarrihul Hazin, dan Wakil Sekjen Ahmad Syamwil, Ketua Umum Nurul Hidayatul Ummah, Sekretaris Umum Nafisatul Husniah, dan Bendahara Umum Whasfi Velasufah.
Pentingnya NU menguatkan ekonomi digital, kata Bamsoet, karena berdasarkan riset Goldman Sach, Indonesia akan berada dalam sepuluh besar negara dengan ekonomi termaju di tahun 2050 bersama China, India, dan masih di atas Jepang ataupun Korea Selatan. Sementara McKinsey Global Institute pada 2012 memprediksi tahun 2030 Indonesia akan menempati urutan ekonomi ketujuh terbesar di dunia.
"Google, Temasek, dan Bain & Company memproyeksikan nilai ekonomi digital Indonesia akan tembus USD 146 miliar pada tahun 2025. Jangan sampai prediksi tersebut hanya berakhir di atas kertas saja. Melainkan harus benar-benar terwujud," ujar Wakil Ketua Umum Partai Golkar tersebut.
Dengan demikian, IPNU dan IPPNU dapat berkontribusi memajukan ekonomi syariah Indonesia, yang potensinya masih sangat besar untuk dikembangkan. Menurut laporan State of the Global Islamic Economy 2020/21 mencapai Rp 2.937 triliun. Hal ini didukung oleh pemeluk Islam di Indonesia yang mencapai 87,2 persen dari populasi.
“Terlebih Indonesia juga telah naik ke peringkat 4 dari peringkat 5 dunia untuk pengembangan keuangan syariah setelah Malaysia, Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab. Sementara, aset keuangan syariah di Indonesia menempati peringkat 7 dunia dengan total aset sebesar USD 99 miliar," kata Bamsoet. (*)