TEMPO Interaktif, Jember: Hujan deras yang terus terjadi di Jember sejak Sabtu (31/01) malam hingga Senin (02/02) pagi ini, mengakibatkan air sungai terus meluap dan merendam kawasan permukiman penduduk. Bantuan dari Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satlak PBP) Jember pun dirasa masih kurang.
Dapur darurat yang didirikan di Balai Desa Kraton dan Desa Paseban hanya dikelola 30 orang. Akibatnya, ribuan warga yang mengungsi sempat mengalami kekurangan makanan. "Kami sampai meminta bantuan warga untuk ikut memasak, membungkus dan mendistribusikan makanan dan air kepada para pengungsi," kata salah seorang koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Jember, Rudi, kepada Tempo, Senin (02/02).
Hingga siang ini tercatat sedikitnya 1.206 orang warga di Desa Kraton dan 1.742 warga di Desa Paseban masih mengungsi di posko penampungan atau rumah keluarga mereka yang aman dari luapan air. "Karena hujan deras turun lagi, air yang sudah surut sejak tadi malam (Minggu), sekarang naik lagi dan merendam kampung setinggi 50 sentimeter," kata Kepala Desa Kraton, Edi Winoto, kepada Tempo.
Edi menambahkan, luapan air sungai juga semakin meluas hingga merendam 402 rumah warga. Sebelumnya, pada Sabtu dan Minggu kemarin, banjir sempat merendam 255 rumah.
Sementara di Desa Paseban, kondisi serupa juga terjadi. Ribuan warga yang sempat kembali ke rumah mereka pada Minggu siang, terpaksa kembali mengungsi pada malam hari hingga siang ini. Pasalnya, akibat jebolnya tangkis Sungai Tanggul dan Sungai Bondoyudo---dan hingga kini belum juga diperbaiki-- air sungai kembali meluap akibat hujan deras.
"Cuaca tidak stabil. Jadi warga harus kembali setelah hujan reda dan air surut, lalu mengungsi lagi ketika hujan deras dan luapan air semakin tinggi," tutur Kepala Desa Paseban, Sunanjar.
Edi Winoto dan Sunanjar mengaku kewalahan mengatur warganya dalam kondisi tersebut. Pasalnya, di tengah kondisi cuaca yang tidak stabil itu, selalu saja terjadi keributan kecil dari warga yang sakit, panik, atau sibuk menyelamatkan barang-barang mereka. "Tetapi untung masih terkendali,"kata Edi.
Kedua kepala desa itu berharap tim Satlak PBP dan Tim Tagana Jember menambah anggotanya untuk membantu melakukan evakuasi dan memberikan bantuan kepada para pengungsi.
Sementara itu, Wakil Ketua Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satlak PBP) Jember, Edi Budi Susilo, mengatakan siang ini sedikitnya 300 anggota Tim Satlak, Tim SAR dan Tim Tagana Jember telah dikerahkan untuk membantu upaya penyelamatan dan pendistribusian bantuan di kedua desa. "Kami juga sudah mendapat bantuan ratusan aparat kepolisian dan TNI," katanya.
MAHBUB DJUNAIDY