INFO NASIONAL - PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau disebut juga INALUM, menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama strategis dengan Emirates Global Aluminium (EGA)–Perusahaan industri aluminium terbesar di Uni Emirat Arab (UEA) pada Kamis, 31 Maret 2022. Penandatanganan ini merupakan langkah strategis INALUM dalam ekspansi produksi aluminium hingga 400 ribu ton/tahun pada 2024, sekaligus mendorong hilirisasi industri aluminium yang terintegrasi dan berkelanjutan untuk Indonesia.
Penandatanganan MoU dilakukan dalam perhelatan Dubai Expo 2020 oleh Direktur Utama INALUM, Hendi Prio Santoso, dan CEO EGA, Abdulnasser bin Kalban. Turut hadir dalam acara tersebut Vice Chairman EGA, Saeed Mohammed Al Tayer, EGA Board member, Musabbeh Al Kaabi, dan Duta Besar Indonesia untuk UEA, Husin Bagis.
Usai penandatanganan, Hendi Prio Santoso mengatakan pihaknya optimistis kerja sama tersebut akan meningkatkan performa Perusahaan. “Kami yakin kolaborasi ini akan memberikan pembaharuan yaitu dengan penerapan teknologi peleburan modern yang dimiliki oleh EGA di INALUM. Kami juga menantikan pencapaian-pencapaian besar lainnya bersama EGA dalam ekosistem industri aluminium di Indonesia, baik yang sudah ada saat ini maupun proyek-proyek baru di masa depan,” ujarnya.
Sedangkan Abdulnasser bin Kalban menyatakan kesepakatan tersebut menjadikan penggunaan teknologi EGA di sejumlah proyek pembangunan di Indonesia. “Tujuan kami adalah untuk mengembangkan posisi kami sebagai penyedia teknologi pilihan di industri kami, mengembangkan aliran pendapatan untuk EGA dari lisensi teknologi dan kemungkinan peluang lebih lanjut, sambil memperkuat hubungan antara kedua negara kami,” ujar Kalban.
Pada salah satu poin kesepahaman, disebutkan bahwa INALUM dan EGA akan melakukan feasibility study dalam hal penggunaan teknologi EGA di Smelter INALUM Kuala Tanjung, Sumatera Utara, dalam rangka peningkatan produksi hingga 400.000 ton per tahun.
Perjanjian juga menyebutkan tentang penjajakan dalam segi investasi EGA di INALUM dalam rangka peningkatan value chain industri aluminium. Diharapkan pula kesepahaman ini bisa mengeksplorasi potensi-potensi baru dalam sektor industri pengolahan aluminium yang belum dikembangkan di Indonesia.
EGA sebagai sebuah perusahaan peleburan dan pengolahan aluminium kelas dunia selama 25 tahun di UEA telah melakukan pengembangan teknologi secara mandiri, sehingga menjadikan perusahan tersebut sebagai salah satu perusahaan peleburan dan pengolahan aluminium terbesar di dunia.
Sedangkan INALUM berkomitmen melakukan inisiatif pengembangan proyek strategis industri aluminium. Antara lain melalui Proyek Upgrading Teknologi Tungku Reduksi, Optimalisasi Smelter Aluminium Kuala Tanjung, Proyek Smelter Grade Alumina Refinery di Mempawah, dan Pembangunan Aluminium Remelt IAA.
Sejalan dengan potensi besar pangsa pasar aluminium baik secara domestik dan regional, INALUM terus berupaya mewujudkan pengembangan klaster industri aluminium nasional. Selain itu, Perusahaan juga melakukan kolaborasi dengan PLN dalam rangka menciptakan ketersediaan energi di Sumatera Utara. (*)