TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menyebut hasil survei menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat atas kinerja Presiden Joko Widodo atau Jokowi menurun tajam dalam kurun waktu satu bulan.
Hasil sigi IPO menunjukkan sebanyak 49 persen puas dan sangat puas akan kinerja presiden, sementara 51 persen menyatakan tidak puas dan sangat tidak puas.
"Padahal pada Februari lalu, tingkat kepuasan akan kinerja presiden 69 persen, dalam sebulan terjadi penurunan signifikan bahkan tidak sampai 50 persen," ujar Dedi, Senin, 28 Maret 2022.
Penurunan ekstrem ini, ujar Dedi, ditengarai berkaitan dengan kelangkaan serta peningkatan tajam harga minyak goreng yang terjadi pada awal Maret.
"Selain itu, penurunan ekstrem ini juga kemungkinan terjadi akibat isu penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. Jadi setelah pemerintah dipercaya sebegitunya, kemudian langsung turun dengan isu-isu ini," tutur Dedi.
Survei ini dilakukan pada periode 11-17 Maret 2022. Wawancara penelitian ini dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden. Dengan merujuk data populasi sebanyak 196.420 yang dimiliki IPO sejak periode survei di tahun 2019 s.d 2021. Dari total populasi tersebut terdapat 7.200 responden yang memungkinkan untuk menjadi responden hingga terambil secara acak sejumlah 1.220 responden yang dijadikan informan dalam penelitian periode ini.
Metode survei ini memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) 2,9 persen dengan tingkat akurasi data 95 persen. Setting pengambilan sample menggunakan teknik multistage random sampling (MRS), atau pengambilan sampel bertingkat.
DEWI NURITA
Baca: Survei IPO Bantah Klaim Luhut soal Mayoritas Warga Dukung Penundaan Pemilu