TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menyatakan partainya tidak keberatan dengan masuknya Partai Amanat Nasional (PAN) dalam kabinet Menteri Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Hasto bahkan menilai PDIP dan PAN bisa bekerja sama karena memiliki sejarah kelahiran yang erat.
"PAN itu kan basis pemilihnya banyak yang berasal dari Muhammadiyah, kemudian PKB dan PPP dari NU, sehingga tentu saja kami bisa bekerja sama," ujar Hasto di Kawasan GBK, Jakarta Pusat, Ahad, 27 Maret 2022.
Hasto menerangkan organisasi Muhammadiyah, yang merupakan basis pemilih PAN, didirikan pada tahun 1912. Sementara itu Partai Nasional Indonesia, yang merupakan cikal bakal PDI Perjuangan, didirikan pada tahun 1927. Melihat waktu pendirian organisasi itu, Hasto menyebut keduanya memiliki kaitan dalam kemerdekaan Indonesia dan harus bisa bekerja sama saat ini.
"Tetapi apakah PAN mau masuk atau tidak, itu Presiden Jokowi yang memutuskan," kata Hasto.
Isu PAN akan mendapatkan kursi menteri menguat setelah seorang pejabat yang mengetahui rencana perombakan kabinet bercerita Jokowi telah bertemu dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan. Persamuhan itu digelar pada Jumat sore, 4 Februari 2022.
Menurut pejabat itu, Jokowi dan Zulkifli membicarakan soal perombakan kabinet. Namun, sumber tersebut mengatakan Presiden dan Zulkifli belum sampai pada pembicaraan ihwal nama calon menteri. Pun posisi yang akan diisi oleh kader PAN masih samar.
Ketua DPP PAN, Bima Arya, mengakui bahwa ada informasi partainya akan mendapat jatah kursi menteri jika Jokowi melakukan perombakan kabinet atau reshuffle. PAN disebut-sebut bakal mendapat satu posisi menteri dan satu kursi wakil menteri.
"Info yang saya dengar dari beberapa sumber begitu," tuturnya lewat pesan singkat, Sabtu, 12 Maret 2022.
Kendati demikian, Bima mengaku belum mendapat informasi lebih lanjut ihwal siapa mengisi posisi apa di kabinet.
"Kapan waktunya juga enggak tahu juga. Itu ranah Presiden," ujarnya.
Bima juga enggan mengonfirmasi kabar soal Zulkifi telah bertemu Jokowi membahas rencana perombakan kabinet. "Yang pasti ketua umum pasti berkomunikasi dengan Presiden," ujarnya.
Pada Jumat kemarin, Presiden Jokowi pun memberi sinyal reshuffle kabinet akan terjadi. Dia menyentil para menteri yang dinilai masih belum bekerja sesuai arahannya soal memaksimalkan produk lokal dalam belanja pemerintah.
Eks Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut tiga menteri, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim, dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, sebagai tiga menteri yang bisa saja dia copot jika terus mengandalkan produk import dalam belanja di instansinya masing-masing. Meskipun demikian, Jokowi tak menyebutkan kapan akan melakukan reshuffle kabinet.
Baca: Reshuffle Kabinet Jokowi, PDIP Sentil Menteri yang Ingin Maju di Pilpres 2024