TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama Muhammad Aqil Irham membantah label halal yang baru menggantikan label buatan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai bentuk Jawa Sentris.
Aqil mengakui, memang label itu bisa saja digambarkan seperti bentuk gunungan wayang. Namun, dia menegaskan, pewayangan tidak hanya berasal dari wilayah pulau Jawa saja, melainkan juga berasal dari pulau-pulau lain di Indonesia.
"Walaupun dengan corak dan jenis yang berbeda-beda, wayang juga dikenal di Kalimantan, wayang juga dikenal di Bali, di Lombok, Sumatera," kata dia saat dihubungi, Selasa, 15 Maret 2022.
Mengutip buku tulisan Pandam Guritno berjudul Wayang, Kebudayaan Indonesia dan Pancasila pada 1988, Aqil menekankan sudah disebutkan juga bahwa budaya wayang itu adalah bentuk dari seni budaya nusantara yang menyebar di beberapa pulau di Indonesia.
"Jadi wayang itu bukan Jawa Sentris karena wayang itu budaya atau artefak-artefak budaya nusantara kita. Cobalah kita kalau membaca itu jenis-jenis wayang banyak sekali," tegas Aqil.
Di sisi lain, dia melanjutkan, dari berbagai pendapat ahli lainnya, ditemukan juga bahwa seni budaya wayang asal-usulnya juga dari luar negeri, seperti India maupun China. Oleh sebab itu, dia menekankan, tidak bisa diklaim corak wayang hanya sebagai bentuk Jawa sentris.
"Nah itu yang kami akomodir, nilai-nilai keislaman dan keindonesian dalam bentuk corak label halal ini yang substansinya adalah untuk menandakan bahwa suatu produk yang sudah mendapat sertifikasi halal," papar dia.
Salah satu yang mengkritisi label halal baru sangat Jawa Sentris adalah Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas. Kata dia, BPJPH Kementerian Agama tidak arif dalam mendesain label yang digunakan secara nasional ini. Sebab, kata dia, label halal itu tidak mencerminkan apa yang dimaksud dengan unsur keindonesiaan yang dijunjung tinggi.
"Jadi logo ini tampaknya tidak bisa menampilkan apa yang dimaksud dengan kearifan nasional, tapi malah ketarik ke dalam kearifan lokal karena yang namanya budaya bangsa itu bukan hanya budaya Jawa," papar Abbas.