TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komite Penanganan Covid-19 Airlangga Hartarto mengatakan angka reproduksi kasus efektif Covid-19 di luar Jawa-Bali masih tinggi. Dia menyebutkan bahwa di Sulawesi angkanya 1,19; Sumatera 1,17; dan Kalimantan 1,17 persen serta mengalami kenaikkan sehingga berkontribusi 31,7 persen dari kasus nasional.
“Kami bersama dengan pemerintah daerah terus memonitor langkah-langkah agar bisa dimitigasi dan diantisipasi,” ujar dia dalam konferensi pers usai ratas penanganan Covid-19, Minggu, 27 Februari 2022.
Mengenai perkembangan keterisian tempat tidur (BOR) di rumah sakit di Sumatera Utara dengan kasus aktif sebesar 23.563, BOR masih 35 persen dengan konversi 20 persen. Di wilayah lain seperti Kalimantan Timur, kasus aktifnya 19.573, BOR 41 persen konversi 24 persen, serta Sulawesi Selatan kasus aktif 18.954, BOR 29 persen dan konversinya 23 persen.
Secara keseluruhan, kata Airlangga, rata-rata BOR di luar Jawa-Bali sebesar 30 persen masih di bawah nasional yang hanya 36 persen. Kemudian berapa provinsi yang melewati puncak kasus Delta, tapi juga puncaknya kelihatan terjadi penurunan yaitu Papua, Kalimantan Selatan, Selawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Sumatera Selatan.
“Provinsi yang masih naik diperkirakan adalah Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Lampung, Kalimantan Timur, Riau, Sumaterai Barat, yang juga angka perawatan rumah sakitnya masih di bawah saat varian Delta,” tutur Airlangga.
Terkait dengan isolasi terpusat di luar Jawa-Bali tersedia 35.276, yang masih bisa ditingkatkan lagi menjadi 48.799 dan saat ini baru terpakai 2.983 atau masih rendah 8,46 persen. “Pemerintah tentu pada saat isoter Delta menyiapkan dua atau tiga kali lipat,” kata dia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa hasil review pekan lalu secara nasional tren kasus dan hospitalisai harian sudah mulai melandai. Ia melihat beberapa provinsi sudah konfirmasi terjadi penurunan dari jumlah penularan maupun juga positifity rate-nya, seperti DKI Jakarta, Bali, Banten, Maluku, Papua, dan NTB selama tiga minggu berturut-turut.
Selain itu, ada juga beberapa provinsi yang sudah mencapai puncaknya yang sudah mulai melandai. Namun, Budi berujar, ia masih menunggu konsistensi penurunannya dalam dua minggu ke depan. “Seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan, kami lihat sudah mulai melandai dan segera akan menurun,” katanya.
Namun, beberapa provinsi juga masih ada yang mengalami peningkatan, khususnya di Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan timur, Sumatera Utara, Riau dan beberapa provinsi di Pulau Sulawesi. Tapi secara agregat provinsi-provinsi besarnya seperti DKI Jakarta dan Banten itu sudah menurun.
“Jawa Barat, Jawa Timur sudah sampai di puncak dan Jawa Tengah juga sudah melandai. Saya rasa ke depannya dalam seminggu dua minggu ke depan secara nasional akan turun,” tutur Budi.
Dari sisi rumah sakit, Budi melihat bahwa sudah mulai melandai. Sekarang yang masuk rumah sakit dalam beberapa hari terakhir ini sudah terjadi penurunan, disebabkan karena kontribusi provinsi-provinsi yang populasi besar sudah menurun.
Budi juga menerangkan bahwa memang terjadi pergeseran dari Jawa-Bali ke luar Jawa-Bali. Dan ada juga beberapa catatan provinsi-provinsi dan kabupaten kota di luar Jawa-Bali yang perlu diperhatikan. "Namun, belajar dari pengalaman Jawa-Bali bahwa keterisian rumah sakit sekitar 40-50 persen dari Delta, Budi berharap masih bisa dikendalikan,” ujar Budi yang memberikan keterangan pers bersama Airlangga.
Baca Juga: Airlangga: Pandemi Terkendali, Kebijakan Pemulihan Ekonomi di Jalur Benar