INFO NASIONAL – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menyatakan kekhawatirannya atas perang Rusia-Ukraina yang pasti akan memiliki dampak serius, termasuk perekonomian dunia dan Indonesia.
“Perang menambah ketidakpastian baru. Seruan hentikan perang harus segera didorong atas inisiatif Indonesia berdasarkan amanat Pembukaan UUD NRI 1945 untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial serta mengingat bahwa kemerdekaan ialah hak segala bangsa, maka penjajahan harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”, ujar Hasto.
Dalam perspektif hukum internasional, Hasto melanjutkan, meskipun apa yang dilakukan Rusia bertujuan membuat keseimbangan regional, sebuah tindakan perang tetap tidak bisa dibenarkan.
Di sisi lain, kebijakan agresif NATO melalui ekspansi pengaruh dengan memperluas keanggotannya akan menyebabkan ketegangan dengan Rusia. Apa yang dilakukan Pakta Pertahanan tersebut berujung pada ketidak seimbangan konfigurasi kekuatan dunia yang mengarah pada hegemoni.
Hasto menegaskan, Indonesia harus mengambil prakarsa melalui PBB. Hal ini sesuai dengan kebijakan politik luar negeri bebas aktif. “Dunia harus bersatu untuk hentikan perang. Jangan sampai persoalan tersebut membawa ekskalasi perang yang lebih luas. PBB harus menunjukkan kepemimpinannya dengan dukungan sepenuhnya dari seluruh negara yang cinta damai, khususnya Indonesia,” ucap Hasto.
Sementara Ketua Bidang Luar Negeri PDI Perjuangan, Ahmad Basarah, mengatakan bahwa yang terjadi di Ukraina saat ini membuktikan kebenaran pemikiran Presiden Soekarno saat berpidato di tahun 1960. Dengan judul “To Build the World A New”, Proklamator itu menyatakan bahwa negara-negara besarlah yang sering kali bertindak menciptakan instabilitas dunia melalui perang. “Dalam situasi itulah kepemimpinan Indonesia harus ditunjukkan bagi setiap upaya mewujudkan perdamaian dunia”, kata Basarah.
Karena itu, PDI Perjuangan meminta Pemerintah untuk mengantisipasi dampak perang terhadap perekonomian Indonesia dan pada saat bersamaan terus mengambil inisiatif agar perang secepatnya diselesaikan melalui perundingan. (*)