TEMPO.CO, Jakarta - Akun twitter @Wadas_Melawan resmi kena suspend atau ditangguhkan karena dinilai melanggar peraturan di media sosial tersebut. Ini adalah akun yang rutin memberikan perkembangan terkini kondisi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah, yang menjadi lokasi dugaan kekerasan berkaitan dengan proyek Bendungan Bener.
Akun ini menuliskan profil lengkap GEMPADEWA (Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas) Menolak Keras Eksploitasi di Bumi Wadas. Hingga pukul 14.30 WIB, Rabu, 16 Februari 2022, akun yang diikuti oleh 18 ribu pengikut ini tak lagi bisa diakses.
"Ini jelas upaya pembungkaman suara-suara kritis dari masyarakat," kata Koalisi Advokat untuk Keadilan GEMPADEWA, Julian Duwi Prasetya, saat dihubungi, Rabu, 16 Februari 2022.
Julian menduga penangguhan akun @Wadas_Melawan terjadi karena negara ini membuat stabilitas politik dan tak mau warga kemudian kritis. "Indikasinya ke sana," kata Kepala Divisi Advokasi LBH Yogyakarta ini.
Sebelumnya, insiden kekerasan diduga terjadi saat pengukuran lahan untuk kebutuhan material tambang Andesit di lokasi proyek Bendungan Bener, 8 Februari 2022. Dua hari lalu, Komnas HAM dalam temuan awal menyebut ada kekerasan yang dilakukan kepolisian terhadap warga Wadas.
Menurut Julian, kejadian yang dialami akun @Wadas_Melawan ini bukanlah kali pertama. Sebelumnya, akun tersebut juga sudah beberapa kali diretas.
Bahkan beberapa hari lalu, akun Instagram LBH Yogyakarta juga sempat tak bisa diakses sejak Selasa, 8 Februari 2022, pukul 23.20 WIB. Akun tersebut digunakan mengunggah konten tentang penangkapan warga Desa Wadas oleh polisi.
Direktur LBH Yogyakarta Yogi Zul Fadhli mengatakan hingga Rabu pagi, 9 Februari 2022, akun tersebut belum pulih. "Tak bisa diakses sejak semalam," kata dia melalui pesan singkat.
Sekarang, akun Instagram LBH Yogyakarta ini sudah dapat diakses dengan normal. Julian menyebut akun tersebut down selama 1x24 jam saat itu. "Ini memang ada pembungkaman secara masif," kata dia.
Tak seperti akun Twitter, akun Instagram resmi @wadas_melawan saat ini terpantau masih bisa diakses. Akun ini diikuti oleh 63 ribu pengikut dan masih mempublikasikan perkembangan soal perkembangan terbaru di Desa Wadas.
Tapi dengan ditangguhkannya akun Twitter @Wadas_Melawan, Julian menyebut pihaknya akan mencoba mengkonfirmasi ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) maupun pihak Twitter, untuk mencari tahun penyebab status suspend ini.
Tempo menghubungi juru bicara Kominfo Dedy Permadi terkait adanya kemungkinan permintaan dari kementerian kepada Twitter untuk status suspen ini. Tapi hingga berita ini diturunkan, Dedy belum memberikan respons.
Baca: Begini Saran dan Rekomendasi Komisi III DPR soal Insiden Desa Wadas