Dedi mengatakan Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah akan menangani kasus ini. "Kapolda sudah membentuk tim untuk mengusut tuntas peristiwa tersebut," ujar dia saat dihubungi pada Ahad, 13 Februari 2022.
Menurut informasi, unjuk rasa itu melibatkan warga tiga kecamatan yaitu Kecamatan Toribulu, Kasimbar, dan Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Awalnya, sebagian warga ini berunjuk rasa pada 7 Februari menuntut Gubernur Rusdy Mastura mencabut izin tambang PT Trio Kencana.
Lalu, Rusdy melalui Tenaga Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan Antar Lembaga dan HAM, Ridha Saleh, berjanji untuk menemui massa aksi. Sehingga, massa kembali menggelar aksi pada 12 Februari, sejak pagi hingga malam hari. Tapi Rusdy tak kunjung datang. Kemudian, massa memblokir jalan di Desa Siney, Kecamatan Tinombo Selatan. Aparat kemudian membubarkan paksa pengunjuk rasa sehingga terjadi dugaan penembakan ini.
Kapolda Sulawesi Tengah Inspektur Jenderal Rudy Sufahriadi, kata Didi, sudah berjanji polisi akan profesional menangani kasus ini. "Akan kami tindaklanjuti sesuai prosedur hukum, baik itu yang dilakukan personel Polri maupun para pelaku unjuk rasa yang kemarin memblokir jalan," kata dia.
Iklan
Didi menyebut saat ini kondisi di lapangan usai terjadinya unjuk rasa sudah kembali kondusif. Kapolres dan Kapolsek pun, kata dia, sudah berada di rumah korban tewas untuk persiapan pemakaman.
Sementara ini, kata dia, sudah ada 45 orang di Polres yang diperiksa berkaitan dengan unjuk rasa berujung tewasnya seorang warga ini. Sejauh ini, Didi menyebut mereka yang diperiksa atas insiden penembakan ini masih merupakan warga dari ketiga kecamatan tersebut.