TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta rumah sakit menambah kapasitas ruang rawat inap untuk pasien Covid-19 mengantisipasi kemungkinan lonjakan pasien dengan menyebarnya varian Omicron.
“Rumah sakit akan ditingkatkan memakai kapasitas maksimal,” kata dia, Jumat, 11 Februari 2022.
Kapasitas rumah sakit maksimal yang dimaksudnya mengacu pada saat penyediaan ruang rawat inap saat puncak serangan gelombang dua Covid-19 varian Delta di Jawa Barat pada Juli 2022. Saat itu penyediaan ruang rawat inap terbanyak hingga menembus 19 ribu tempat tidur.
“Seperti bulan Juli (2021), di bulan Juli itu kita sekitar 19 ribuan (kapasitas ruang rawat inap rumah sakit rujukan Covid-19),” kata Ridwan Kamil.
Eks Wali Kota Bandung ini mengatakan, instruksi tersebut mengikuti arahan Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjatidan dalam rapat evaluasi pelaksanaan PPKM Jawa Bali yang berlangsung daring hari ini, Jumat, 11 Februari 2022. Luhut meminta daerah mewaspadai ketersediaan ruang rawat inap pasien Covid-19 dengan merebaknya varian Omicron.
“Tadi Pak Menko Marves (rapat) terkait Omicron untuk mewaspadai rumah sakit,” kata dia.
Ia mengatakan, dengan menghitung pasien yang dirawat inap saat ini, dibandingkan dengan kapasitas maksimal yang dikejar masih relatif kecil. “Dengan kasus kita sekarang itu hanya 19 persen BOR,” kata dia.
Saat ini kasus aktif Covid-19 di Jawa Barat, kata dia, sudah menembus 80 ribu kasus. Sebagian besar menjalani perawatan dengan isolasi mandiri di rumah masing-masing.
“Sembilan puluh empat persen dari 80 ribuan kasus aktif itu semua di rumah. Tidak ada yang di rumah sakit. Yang di rumah sakit memang gejala berat saja,” katanya.
Ridwan Kamil mengatakan, pasien Covid-19 yang terpapar Omicron umumnya bergejala ringan. “Mendekati flu biasa. Kalau Delta itu 13 kali lebih destruktif, lebih fatal dibanding flu. Kalau omicron ini 1,5 kali lebih fatal dari flu,” kata dia.
Ridwan Kamil mengatakan, 50 persen pasien dengan gejala berat yang meninggal akibat terpapar Omicron karena belum divaksin. “Dari yang gejala berat yang meninggal 50 persen karena belum di vaksin. Maka kita perkuat vaksin kepada lansia yang menjadi rentan dengan komorbid. Komorbid di Jawa Barat ada tiga yakni diabetes, jantung, dan ginjal,” kata dia.
Data terbaru di Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat (Pikobar) masih mencatatkan data per Kamis 10 Februari 2022 pukul 17.00 WIB. Kasus aktif Covid-19 di Jawa Barat tercatat telah menembus 89.379 kasus, sehingga total kasus Covid-19 Jawa Barat menembus 809.137 orang. Pasien terkonfirmasi Covid-19 yang meninggal bertambah 8 orang sehingga total pasien meninggal dunia di Jawa Barat menembus 14.823 orang.
Sementara tingkat keterisian (BOR) rumah sakit rujukan Covid-19 di Jawa Barat untuk data per 10 Februari 2022 pukukl 11.00 WIB menembus 39,61 persen yakni 3.712 tempat tidur terisi dari 9.372 tempat tidur yang tersedia. Terjadi kenaikan BOR sebanyak 2,81 persen. Zona Bodebek satu-satunya zona dengan BOR di atas rata-rata Jawa Barat yakni menembus 51,39 persen yakni 2.584 tempat tidur terisi dari 5.028 tempat tidur tersedia.
AHMAD FIKRI