TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi hari ini menerima kunjungan Menteri Angkatan Bersenjata Perancis, Florence Parly, dengan ditemani Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, itu membahas sejumlah hal, seperti kerja sama pertahanan antar kedua negara.
Jokowi berharap kerja sama pertahanan kedua negara tidak sebatas pada belanja alat utama sistem persenjataan (alutsista). Namun, kata dia, juga memikirkan pengembangan dan produksi bersama hingga alih teknologi. "Serta investasi di bidang industri pertahanan," kata Jokowi dalam keterangan tertulis, Kamis, 10 Februari 2022.
Jokowi menyambut baik penandatanganan beberapa nota kesepahaman atau MoU kerja sama pertahanan sejauh ini. Mulai dari kerja sama MRO (maintenance, repair, overhaul), pengembangan kapal selam, pengadaan satelit, hingga produksi amunisi kaliber besar.
Pertemuan di Istana Merdeka ini digelar setelah Prabowo lebih dulu bertandang ke Perancis, pada 21 Oktober 2020. Di sana, Prabowo menemui Florence Parly di kantor Kementerian Pertahanan Perancis.
"Saya mencatat kemajuan yang cukup pesat dari kemitraan strategis Indonesia-Perancis di bidang pertahanan setahun ini," kata Prabowo saat itu.
Kala itu, Prabowo juga mengatakan Indonesia ingin terus mengembangkan kerja sama dengan Perancis di berbagai sektor pertahanan. Termasuk dalam memperkuat alutsista TNI dan kemajuan kapasitas industri pertahanan Indonesia sebagai bagian dari global production chain produk alutsista.
Barulah setahun lebih setelah pertemuan tersebut, akhirnya Florence yang bertandang ke Indonesia. Tak hanya Prabowo, hadir juga Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Duta Besar Republik Prancis untuk Republik Indonesia, Olivier Chambard.
Dalam pertemuan di Istana Merdeka ini, Jokowi juga berharap negosiasi perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dengan Uni Eropa dapat mengalami kemajuan di bawah presidensi Prancis di Uni Eropa. Di saat yang sama, Jokowi pun meminta dukungan Prancis terhadap presidensi G20 Indonesia.
"Indonesia mengharapkan dukungan Prancis terhadap presidensi Indonesia di G20, terutama mengenai kerja sama konkret yang dapat dihasilkan dari kerja G20," kata dia.
Selanjutnya, isu lain yang dibahas yaitu mengenai Indo-Pasifik. Jokowi dan Presiden Prancis Emmanuel Macron telah sepakat untuk menjadikan Indo-Pasifik sebagai kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera. Untuk itu, Jokowi menilai perlu adanya penguatan kerja sama ekonomi.
"Mekanisme dialog 2+2 kita akan menjadi forum yang strategis untuk wujudkan visi Indo-Pasifik yang damai dan sejahtera," kata dia.
Di akhir pertemuan, Jokowi pun juga meminta dukungan Perancis agar olahraga pencak silat dapat masuk dalam pertandingan ekshibisi pada Olimpiade 2024 di Paris, Prancis. "Terima kasih sekali lagi untuk tim Ibu Menteri atas peran dan kerja kerasnya memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Prancis. Mohon sampaikan salam hangat saya kepada Presiden Macron," kata Jokowi.