Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hati-hati Termakan Hoaks Omicron, Ini 9 Mitos dan Fakta dari WHO

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. REUTERS/Dado Ruvic
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. REUTERS/Dado Ruvic
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Meski sudah menyebar kurang lebih dua tahun di Indonesia, pandemi COVID-19 tak juga usai, kini varian Omicron tengah marak. Terlebih lagi malah semakin banyak varian yang muncul. Saat ini, Indonesia sedang memasuki gelombang ketiga dari pandemi COVID-19.

Varian dari virus Corona yang saat ini tengah menyebar ganas adalah Omicron seperti dilansir dari Healthline.

Sebagai organisasi kesehatan dunia, maka World Health Organization alias WHO, terus mengimbau terkait perkembangan virus Corona ini.

Terlalu banyak simpang siur dan hoaks soal Omicron, maka dari iti WHO membeberkan tentang mitos dan faktanya.

Mengutip laman resmi WHO, berikut ini mitos dan fakta varian Omicron:

  1. Mitos: Omicron hanya menimbulkan sakit ringan.

Fakta: Varian Delta lebih membahayakan daripada Omicron. Meskipun begitu, Omicron tidak bisa diremehkan sama sekali.

  1. Mitos: Karena ringan, seseorang yang tertular Omicron tidak perlu rawat inap begitu lama. Daya tahan tubuh kita akan mampu mengatasinya.

Fakta: Omicron masih menghadirkan risiko tinggi bagi sistem kesehatan tubuh.

  1. Mitos: Vaksin mampu melawan Omicron.

Fakta: Vaksin tidak mampu melawan Omicron.

  1. Mitos: Orang yang belum divaksin tidak terlalu terpengaruh terhadap Omicron.

Fakta: Orang yang paling rentan atau berisiko tertular Omicron adalah mereka yang belum divaksin.

  1. Mitos: Gejala varian Omicron hanya seperti demam biasa.
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Fakta: Bukan hanya demam, gejala Omicron cukup parah

  1. Mitos: Jika Sudah Pernah Tertular COVID-19 sebelumnya, maka tidak akan tertular Omicron

Fakta: Omicron dapat menyerang seseorang yang sudah pernah terinfeksi COVID-19

  1. Mitos: Vaksin booster membuat kita kebal terhadap Omicron dan semua varian lain.

Fakta: Meski sudah vaksin booster, tidak menutup kemungkinan untuk kita tertular Omicron dan varian lainnya

  1. Mitos: Cukup dengan menggunakan masker, kita dapat terhindar dari varian Omicron.

Fakta: Hanya menggunakan masker belum cukup untuk memproteksi diri dari penularan. Sebab, celah pada masker lebih besar ketimbang virus itu sendiri.

  1. Mitos: Dengan adanya Omicron yang tidak terlalu parah, maka pandemi akan berakhir sebentar lagi.

Fakta: Pandemi sama sekali belum usai dan jangan pernah remehkan varian apapun. Bahkan ujung dar pandemi pun tidak dapat dilihat.

Di atas adalah mitos dan fakta Omicron, varian COVID-19 yang sama sekali tidak boleh diremehkan. Meskipun sudah vaksin, bahkan telah mendapatkan booster, tetap terapkan protokol kesehatan dan waspadai penularan COVID-19.

VIOLA NADA HAFILDA
Baca : Syarat Pasien Covid-19 Varian Omicron Boleh Isolasi Mandiri

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

UNDP, WHO dan Kemenkes kolaborasi proyek yang didanai oleh Green Climate Fund (GCF) untuk waspadai dampak Perubahan Iklim di bidang Kesehatan/Tempo- Mitra Tarigan
Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

19 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

22 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

23 hari lalu

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]
Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO


Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

25 hari lalu

Ilustrasi daging merah. Pixabay.com
Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?


Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

27 hari lalu

Warga Palestina memeriksa kerusakan di Rumah Sakit Al Shifa setelah pasukan Israel mundur dari Rumah Sakit dan daerah sekitarnya setelah operasi dua minggu, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza 1 April 2024. REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 3 Apil 2024, mengungkap kehancuran di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza


Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

42 hari lalu

Gedung-gedung diselimuti polusi udara di kawasan Kota Jakarta, Selasa 24 Oktober 2024. Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (24/10/2023) pagi tidak sehat dan menempati peringkat ke 4 terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 170 AQI US pada pukul 06.00 WIB. Peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-4 di dunia dengan indikator warna merah, yang artinya tidak sehat. Adapun indikator warna lainnya yaitu ungu yang berarti sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, kuning sedang, dan oranye tidak sehat bagi kelompok sensitif. TEMPO/Subekti.
Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

Laporan IQAir memaparkan hanya tujuh negara yang kualitas udaranya memenuhi standar WHO.


Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

42 hari lalu

Presidium Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) Faried Thalib dan Sarbini Abdul Murad saat konferensi pers di kantor MER-C Indonesia, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

Tim medis yang dikirim oleh MER-C berhasil mencapai Gaza dengan bantuan WHO.


11 Tenaga Medis MER-C Tiba di Gaza, Masuk dengan Bantuan WHO

43 hari lalu

Presidium Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) Faried Thalib dan Sarbini Abdul Murad saat konferensi pers di kantor MER-C Indonesia, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
11 Tenaga Medis MER-C Tiba di Gaza, Masuk dengan Bantuan WHO

MER-C bekerja sama dengan WHO untuk mengirim tim medis yang beranggotakan 11 orang ke Gaza.