TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan PCR sebagai salah satu alat deteksi Covid-19 masih sangat efektif digunakan. Alat tes tersebut dipastikannya masih mampu membaca kode genetik dari virus Corona.
Menurut dia, World Health Organization (WHO) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) milik Amerika Serikat disebut telah memastikan keandalan PCR tersebut, termasuk yang digunakan di Indonesia hingga saat ini. "Masih mampu mendeteksi virus Covid-19 apapun variannya, termasuk di Indonesia," kata Wiku, Rabu, 2 Februari 2022.
Wiku menekankan ini karena cara kerja PCR mendeteksi materi genetik virus. PCR bekerja dengan mencocokkan gen target PCR terhadap kode genetik virus. Meskipun kode ini ada yang mudah berubah karena terjadi mutasi.
"Contoh kode genetik virus yang mudah berubah adalah Gen S yang menjadi tangan-tangan virus. Sedangkan gen yang cenderung tetap misalnya Gen E dan N," kata dia.
Ia menuturkan PCR terdiri dari satu atau lebih gen target. Namun sejak awal pandemi, WHO sudah tidak merekomendasikan PCR dengan satu target gen, yaitu yang hanya menargetkan Gen S saja karena sifatnya yang mudah berubah.
Lagi pula, menurut dia, Omicron merupakan salah satu varian dengan perubahan gen S yang sangat besar. Sehingga, dengan PCR yang sudah beredar, gen S pada varian Omicron tidak bisa terdeteksi.
Oleh sebab itu, Wiku menekankan, apabila digunakan PCR dengan lebih dari satu target gen yang salah satunya adalah Gen S, hasil yang dimunculkan adalah gen S tidak terdeteksi, sementara gen lain masih tetap terdeteksi.
"Hasil demikian disebut S Gene Target Failure atau SGTF. Meski demikian PCR tidak dapat mengenali keseluruhan kode genetik virus satu per satu sehingga PCR tidak dapat pula mengenali atau membedakan varian virus," ucap Wiku.
Karena adanya SGTF dalam hasil PCR, Wiku mengatakan, alat deteksi itu tidak dapat menjadi kesimpulan identifikasi satu varian. Maka, harus dilanjutkan dengan metode deteksi Whole Genome Sequencing atau WGS.
"WGS dapat mengurutkan kode genetik virus satu persatu secara keseluruhan, dari awal hingga akhir. Hanya dari kode genetik utuh tersebut varian dapat dikenali dan dibedakan," ujar Wiku soal PCR.