TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta Satgas di daerah mengawasi penerapan protokol kesehatan di masyarakat.
"Kami meminta Satgas di daerah, pengelola fasilitas publik dan transportasi untuk betul-betul mendisiplinkan masyarakat dalam menggunakan masker dan tidak berkerumun," kata Wiku saat dihubungi, Kamis, 27 Januari 2022.
Wiku meminta agar Satgas dan seluruh kalangan tidak ragu-ragu untuk menegur dan mengingatkan masyarakat agar disiplin menjalankan protokol kesehatan demi kepentingan bersama.
Pemerintah, kata dia, akan melakukan pengetatan mobilitas bisa kasus makin meningkat dan tidak terkendali. "Jangan ragu-ragu untuk menegur dan mengingatkan masyarakat untuk disiplin prokes demi kepentingan bersama," ujarnya.
Pada Rabu, 26 Januari, kasus Covid-19 kembali bertambah sebanyak 7.010. Angka ini hampir dua kali lebih banyak dibanding hari sebelumnya yang mencapai 4.878 kasus.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, DKI Jakarta menjadi daerah dengan kasus harian positif Covid-19 tertinggi, dengan 3.509 kasus. Di urutan kedua, Jawa Barat melaporkan penambahan sebanyak 1.619 kasus. Kemudian Banten di urutan ketiga dengan 1.133 kasus. Selanjutnya Jawa Timur 238 kasus, Bali 138 kasus, kemudian Jawa Tengah sebanyak 111 kasus, sisanya daerah lain di bawah 30 kasus.
Kasus Covid-19 kembali meningkat sejak varian Omicron terdeteksi masuk ke Indonesia pada Desember lalu. Wiku menuturkan varian ini lebih cepat menular dibanding varian-varian sebelumnya. Untuk itu, pencegahan sejak dini dari masing-masing individu sangat diperlukan agar penularan virus tidak mengalami lonjakan seperti sebelumnya.
Selain memonitor kedisiplinan masyarakat, pemerintah berupaya melakukan antisipasi dengan menambah berbagai fasilitas untuk keperluan karantina, isolasi, dan perawatan. Wiku menyebut penambahan fasilitas yang sudah dilakukan antara lain tempat tidur di Wisma Atlet tower 4 dan 7 serta penyediaan rumah sakit dan hotel isolasi untuk pelaku perjalanan luar negeri sebanyak 949 tempat tidur.
Untuk keperluan karantina, Wiku menjabarkan, saat ini ada 18.759 tempat tidur di wisma karantina dan 16.021 kamar hotel untuk karantina. Sebanyak 20 hotel disiapkan pemerintah untuk tempat karantina jamaah umroh.
"Dari sisi kebijakan, pemerintah juga telah mengatur skema pelaku perjalanan luar negeri khusus untuk kegiatan berskala internasional melalui mekanisme travel bubble, guna meminimalkan potensi penularan dan kenaikan kasus Covid-19," kata Wiku.