Ilustrasi proses peretasan di era teknologi digital. (Shutterstock)
Iklan
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan
Salah satu yang bisa dipertimbangkan adalah memberikan konsekuensi hukum dan finansial yang keras dan tegas kepada pengambil keputusan atau institusi yang bertanggung jawab mengelola data publik. Sehingga, Alfons berujar, mau tidak mau mereka memberikan perhatian khusus dalam melindungi data yang dikelola.
Vaksincom juga telah mencoba menganalisa data yang mulai dibagikan oleh Conti Ransomware dan cukup banyak informasi yang mengkhawatirkan. "Karena jika jatuh ke tangan yang salah akan mudah dieksploitasi," ucap Alfons.
Ia menuturkan Bank Indonesia adalah pengelola kebijakan moneter negara dan informasi yang dikelola bersifat strategis. Kebocoran data yang dialami bank sentral mungkin tidak mengakibatkan kerugian finansial secara langsung kepada rekening bank masyarakat. Namun akan berdampak besar bagi dunia finansial Indonesia khususnya perbankan.
Karena, Alfons melanjutkan, pihak lain yang berkepentingan bisa mendapatkan informasi yang seharusnya rahasia seperti bagaimana peredaran uang kertas di setiap kota di Indonesia. "Dan dapat digunakan untuk memetakan kekuatan perbankan di setiap daerah secara cukup akurat," tutur dia.
Vaksincom juga menemukan data foto KTP, NPWP, dan nomor rekening seseorang di salah satu komputer yang di retas dimana hal ini akan menjadi sasaran empuk eksploitasi data kependudukan. Orang tersebut tidak tahu apa-apa dan tidak berperan dalam kebocoran data ini namun menjadi korban dan harus menanggung risikonya.
Pada cabang lain ditemukan file peta pemasangan titik CCTV secara detail di setiap lantai pada gedung cabang BI sehingga dapat diketahui area mana saja yang diawasi CCTV dan area mana yang tidak terawasi CCTV. "Jadi kalau dikatakan bahwa informasi ini tidak bersifat kritikal, mungkin hal ini perlu dikaji ulang," kata Alfons.
Informasi peretasan data BI pertama diunggah oleh akun Twitter @darktracer_int yang merupakan salah satu platform intelijen website. Dalam unggahannya, akun tersebut menuliskan peringatan bahwa kelompok Conti Ransomware mengumumkan “Bank Indonesia” masuk dalam daftar korban. “[ALERT] Conti ransomware gang has announced “BANK OF INDONESIA” on the victim list,” cuit akun tersebut.
Pada ungguhan tersebut juga menampilkan tangkapan layar dari situs gerombolan Conti Ransomware, berupa alamat website https://www.bi.go.id serta alamat Jalan MH Thamrin 2, Jakarta.
Tangkapan layar tersebut juga menampilkan sejumlah file yang dinamai corp.bi.go.id, pada keterangannya tertulis total data 838 dengan file sebesar 487.09 MB. Data yang diduga dari Bank Indonesia tersebut diunggah oleh gerombolan Conti Ransomware pada Kamis, 20 Januari 2022.
Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.
Video Pilihan
Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR
3 jam lalu
Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR
Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen
Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar
12 jam lalu
Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
KPK Buka Peluang Hadirkan Febri Diansyah dan Rasamala Aritonang di Sidang Syahrul Yasin Limpo, Bahas Kebocoran BAP
15 jam lalu
KPK Buka Peluang Hadirkan Febri Diansyah dan Rasamala Aritonang di Sidang Syahrul Yasin Limpo, Bahas Kebocoran BAP
Eks Sespri Kasdi Subagyono minta perlindungan LPSK karena BAP miliknya di KPK bocor ke tangan Syahrul Yasin Limpo.
Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 8.000, Rp 1.318.000 per Gram
1 hari lalu
Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 8.000, Rp 1.318.000 per Gram
Harga emas Antam hari ini naik sebesar Rp 8 ribu ke level Rp 1.318.000 per gram.
Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech
3 hari lalu
Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech
Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.
Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita
4 hari lalu
Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita
Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk
Kominfo Jamin Keamanan Siber saat Penyelenggaraan World Water Forum di Bali
4 hari lalu
Kominfo Jamin Keamanan Siber saat Penyelenggaraan World Water Forum di Bali
Kominfo menggandeng BSSN untuk menjaga keamanan siber selama penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di Bali
Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan
4 hari lalu
Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan
Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya
Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah
5 hari lalu
Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah
Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya
5 hari lalu
Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya
Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.