TEMPO.CO, Jakarta - Koran Tempo edisi 6 April 2009 menyebutkan bahwa Selokan Mataram adalah sebuah kanal irigasi sepanjang 31,2 kilometer yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang menghubungkan Kali Progo di Barat dan Sungai Opak di Timur. Selokan Mataram juga merupakan bagian dari Jaringan Saluran Induk Mataram, sebuah sistem irigasi yang menjadi tulang punggung penyediaan air pertanian di wilayah Yogyakarta.
Selokan Mataram memiliki sejarah yang menarik. Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DI Yogyakarta menyebutkan bahwa di masa penjajahan Jepang, Yogyakarta termasuk daerah yang harus mengirimkan tenaga kerja paksa yang disebut dengan romusha. Tetapi, pemimpin Yogyakarta saat itu, Sultan Hamengkubuwono IX (HB IX) adalah seorang pemimpin yang mampu bersikap sangat tanggap pada saatnya.
Mohamad Roem dkk dalam bukunya berjudul “Takhta untuk Rakyat” menulis bahwa Sultan Hamengku Buwono IX cukup pandai mengelabui tentara pendudukan Jepang kala itu yang bersikap sewenang-wenang termasuk soal kebijakan romusha. HB IX, yang tahu bahwa dirinya tidak mungkin menentang secara terang-terangan pemerintahan Jepang, akhirnya memanipulasi angka-angka statistik yang sebenarnya di daerah Yogyakarta, termasuk soal jumlah penduduk dan hasil panen padi dan ternak.
Dengan angka statistik yang dimanipulasi ini, HB IX seakan mengatakan kepada pemerintahan Jepang bahwa Yogyakarta tidak dapat menyediakan hasil panen karena sering banjir dan kekeringan serta tenaga kerja untuk kebijakan romusha. “Sultan Hamengku Buwono IX berdiplomasi agar diberi bantuan dana untuk membangun sarana irigasi,” tulis Roem.
Jepang percaya dan memberikan dana kepada HB IX. Dana ini kemudian ditujukan untuk membangun saluran dan pintu air hujan dari daerah tergenang ke laut dan membangun saluran-saluran untuk mengalirkan air dari Kali Progo ke daerah kering yang kekurangan air di daerah Sleman ke arah timur.
Saluran dan pintu air yang dibangun ini kemudian dikenal dengan sebutan Selokan Mataram. Berkat pembangunan ini, Yogyakarta akhirnya mampu menekan kekurangan pangan dan mampu menghindari masyarakat untuk melakukan kerja romusha.
NAUFAL RIDHWAN ALY
Baca: Sultan Hamengku Buwono IX dan Selokan Mataram
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.