TEMPO.CO, Lumajang - Bupati Lumajang, Thoriqul Haq mengaku mendapat laporan ada 50 lebih orang yang dinyatakan hilang dalam peristiwa bencana erupsi Semeru berupa awan panas guguran (APG). Data Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim menyebutkan dari 48 korban meninggal dunia, 40 korban yang telah dikenali dan 8 belum teridentifikasi.
"Saya masih belum mendapat data yang pasti terkait laporan secara keseluruhan orang yang hilang. Tetapi yang menyampaikan kehilangan keluarga lebih dari 50. Ini yang terus kami identifikasi," kata Thoriqul Haq usai melepas kepergian 11 ambulans yang mengangkut peti mati berisi jenazah korban erupsi Gunung Semeru, Senin, 3 Januari 2022.
Baca Juga:
Thoriqul mengatakan hingga saat ini di lapangan masih banyak petugas. Dia mengimbau kepada masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga pasca-erupsi Semeru untuk tidak melakukan pencarian sendiri. "Di lapangan ada banyak petugas, bisa didampingi, tetapi dengan melihat keutamaan keselamatan masing-masing," katanya.
Ia menambahkan kondisi di lapangan saat ini sangat berbeda dengan pada awal-awal pasca bencana. "Karena dari lokasi awal kemungkinan keberadaan korban, dengan kondisi sekarang yakni lahar Semeru yang bisa mengalir kemana-mana, maka tidak bisa dipastikan korban ada di satu area," ujar Thoriqul.
Ia meminta masyarakat untuk menghubungi TNI dan Polri atau tim BPBD di lokasi jika hendak melakukan pencarian. "Lahar dingin turun, ini memungkinkan ada potensi temuan korban. Beberapa temuan korban kemarin, sebagai bagian dari proses tindak lanjut evakuasi," kata Thoriqul.
Basarnas dan Tim DVI Polda Jatim sudah menyelesaikan tugasnya. Namun, ketika ada temuan lagi, identifikasi tetap akan dilakukan. "Identifikasi dilakukan sebagaimana proses, ada RS Bhayangkara yang tugas utamanya identifikasi, sesuai tugas," katanya.
Ditemui Tempo di RSUD dr Haryoto, Gandhi, warga Kota Batu mengatakan dia akan menjemput jenazah salah satu korban erupsi untuk dimakamkan di Kota Batu.
"Ada sejumlah warga Kota Batu dan Kabupaten Malang yang juga menjadi korban. Dua orang masih hilang," kata admin komunitas Rombengan Online Batu yang memiliki anggota sebanyak 300-an ribu di akun situs jejaring sosial Facebook ini.
Erupsi Semeru berupa awan panas guguran (APG) yang terjadi pada 4 Desember 2021 telah menimbulkan korban jiwa dan materi dan lebih dari 9 ribu warga di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro dan Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo mengungsi.
DAVID PRIYASIDHARTA