TEMPO.CO, Jakarta - TNI Angkatan Laut berhasil mengevakuasi kapal pengangkut pengungsi Rohingya yang terombang-ambing di 53 NM Bireuen, Perairan Aceh sejak 26 Desember 2021. Kapal pengungsi itu tiba di Dermaga ASEAN, Kruengkeukuh, Lhokseumawe, Aceh pada Kamis malam, 30 Desember 2021.
"105 orang berada di atas kapal. Terdiri dari 8 pria, 50 wanita, dan 47 anak-anak," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Laksma Julius Widjojono, Jumat, 31 Desember 2021.
Kapal pengungsi itu ditarik menggunakan KRI Parang-547. Penarikan telah dilaksanakan sejak Kamis pagi pukul 06.00 WIB, setelah kondisi cukup terang dan aman untuk proses pengikatan dan penarikan kapal di tengah ombak laut lepas.
"Selanjutnya mereka diserahkan pada UNHCR untuk proses pemindahan dan karantina serta pemeriksaan kesehatan," kata Julius.
Sebelumnya, diketahui bahwa kapal pembawa pengungsi Rohingya terlihat di perairan Bireuen pada 26 Desember 2021. Selain itu, kapal juga dilaporkan mengalami kebocoran dan kerusakan mesin sehingga terombang-ambing di laut terbuka di tengah cuaca buruk. Kapal juga beresiko tenggelam.
Pemerintah Indonesia melalui Deputi Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Inspektur Jenderal Armed Wijaya selaku Satgas Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri (PPLN) di Jakarta, akhirnya mengambil keputusan untuk mendaratkan para pengungsi Rohingnya.
"Keputusan ini kita buat mempertimbangkan kondisi darurat yang dialami pengungsi di atas kapal tersebut," ujar Armed.
Baca: UNHCR Puji Indonesia Bersedia Menampung Pengungsi Rohingya