INFO NASIONAL – “Alhamdulilah, menjelang akhir 2021 ini sudah terjadi kenaikan yang cukup signifikan, walaupun kami belum bisa katakan kenaikan ini seperti 2019. Tapi sudah ke arah yang lebih dinamis lagi,” ujar Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar, di awal bincang-bincang dengan Info Tempo.
Kenaikan yang dimaksud adalah perihal kondisi perekonomian di Kabupaten Tangerang, yang pada 2020 hingga triwulan pertama 2021 mengalami kontraksi luar biasa. Bupati Zaki memaparkan, dari laju pertumbuhan ekonomi yang semula rata-rata di atas 6 persen bahkan sudah hampir mendekati 7 persen di 2019 itu, karena beberapa momentum, tiba-tiba turun ke arah minus, salah satunya karena di 2020 banyak aktivitas masyarakat dibatasi, termasuk dunia usaha dan industri. “Inilah kemudian yang menyebabkan kontraksi besar di laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tangerang tersebut,” ucapnya.
Zaki menyebutkan, pada 2020 hampir 28 industri (sektor formal) yang tutup dengan 31 ribu karyawan dan buruh yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Sedangkan dari sektor informal, sebagian besar masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 adalah para pedagang makanan dan minuman, termasuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). “Karena UMKM ini juga banyak sekali sektornya, efek dominonya menjadi sangat luas. Kami cegah jangansampai terjadi masalah sosial. Biasanya kan pandemi ini awalnya dari masalah kesehatan, kemudian menjadi masalah ekonomi,” kata Zaki.
Untuk menangani dampak pandemi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang pun melakukan berbagai langkah strategis. Di antaranya, mengalokasikan anggaran Rp 400 miliar lebih pada 2020 untuk penanganan sektor kesehatan, kemudian sektor ekonomi. Anggaran tersebut digunakan untuk pengadaan tempat tidur rawat inap pasien Covid-19, rumah singgah, alat pelindung diri dan insentif tenaga kesehatan, serta kebutuhan masyarakat.
Pemkab pun melakukan empat skema pemulihan dampak ekonomi berupa subsidi bunga, bantuan usaha pertanian, bantuan permodalan skema Covid-19, dan bantuan usaha perikanan. Empat skema tersebut termuat dalam aplikasi Sistem Informasi Bantuan Masyarakat atau SIBAMAS.
“SIBAMAS ini merupakan bantuan yang kamikhususkan untuk UMKM dan masyarakat yang terkena dampak PHK. Berasal dariAPBD murni, kami alokasikan untuk mereka yang akan memulai ataupunmempertahankan UMKM-nya,” ujar Zaki. Besarnya bantuan SIBAMASini antara Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta, bahkan ada yang hampir Rp 10 juta per orangnya. Ada tim verifikasi yang akan menyeleksi siapa saja yang berhak menerima bantuan untuk wirausaha tersebut. “Program SIBAMAS ini alhamdulilah berjalan sangat baik (sesuai nama, alamat, rekening) tidak ada uang tunai yang diterima langsungoleh masyarakat. Mereka wajib memiliki rekening bank sesuai ketentuannya,” kata Bupati.
Fokus pemulihan ekonomi akibat pandemi memang menjadi hal penting bagi Kabupaten Tangerang. Bukan tanpa alasan, mengingat sejak awal 80-an Tangerang sudah ditetapkan menjadi kawasan industri. Dan di pertengahan tahun 90-anTangerang kemudian berkembang sebagai wilayah permukiman, dan akhirnya menjadi Kota Mandiri dan Kota Satelit. Alhasil, Tangerang yang semula fokus di sektor industri, kini mulai diunggulkan dalam sektor jasa dan servis.
Tak heran, jika sejak 2015 hingga 2019, Kabupaten Tangerang merupakan salah satu daerah tujuan investasi paling tinggi di Provinsi Banten. “Memang sedikit melambat di tahun 2020 dan di awal 2021. Tapi saya optimistis di 2022 investasi ini akan kembali bergairah dan meningkat. Terutama di sektor perumahan atau properti,” kata Zaki.
Bicara permukiman tentu tak bisa dilepaskan dari lingkungan. Masalah kelestarian lingkungan ini bukan cuma sekadar bagaimana merestorasi daerah-daerah agar hijau kembali, tetapi juga bagaimana mengedukasimasyarakat untuk bisameminimalkan sampah. Pemkab Tangerang bekerja sama dengan masyarakat, pemuda, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) berupaya menangani sampah (baik organik dan non-organik), hingga sampah elektronik. “Sampah elektronik ini banyak sekali ditemukan di rumah-rumah. Maka, sampahelektronikyang berbahaya ini disediakan tempat pembuangankhusus. Ini hanyasalah satu gerakan,” ucap Zaki.
Zaki menambahkan, “Harapan saya, karena masih di tengah pandemi, masyarakat wajib disiplin dan tertib menerapkan protokol kesehatan. Kedua, masyarakat juga wajib mencari terobosan-terobosan atau inovasi barusebagai tempat untuk menampung usaha bahkan juga menciptakan lapangan kerja bagi anak-anak usia produktif.” (*)