TEMPO.CO, Jakarta - Space Universitas Negeri Jakarta mengapresiasi langkah rektorat yang telah menonaktifkan DA, dosen Fakultas Teknik yang diduga melecehkan mahasiswinya. Space UNJ, yang merupakan organisasi pendamping para korban, berharap pihak kampus akan memecat DA bila terbukti melakukan pelecehan.
“Seperti pada tuntutan kami di petisi, jika terbukti benar kami harap dosen ini bukan hanya dinonaktifkan tetapi juga dipecat,” kata Koordinator Space UNJ, Aprilia Resdini lewat pesan teks, Ahad, 19 Desember 2021.
April mengatakan sejauh ini belum menerima aduan lain dari para korban DA. Dia mengatakan para korban juga belum berencana melaporkan kasus ini ke polisi. Dia mengatakan Space UNJ masih fokus pada pemulihan mental korban. “Dalam dua hari ini belum ada laporan baru,” kata dia.
Sebelumnya kampus telah menonaktifkan DA sampai investigasi tentang kasus ini rampung. DA diduga melakukan pelecehan berupa texting alias mengirim pesan cabul. Sejauh ini, pihak UNJ telah mendapatkan ada 10 korban.
"Saat ini DA sudah dinonaktifkan dari kegiatan akademik sampai proses selesai, baik bimbingan skripsi, akademik, dan mengajar," kata Kepala Divisi Media Humas UNJ Syaifudin.
Syaifudin mengatakan, fakultas sudah beberapa kali memanggil DA atas laporan dugaan pelecehan seksual. Saat ini, fakultas masih melakukan investigasi. Selain DA, kata Syaifudin, pihak fakultas juga meminta keterangan dari para korban. Mereka adalah 3 alumni dan 1 mahasiswi UNJ.