Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BPBD Sebut Banjir di Lombok Tengah Akibat Tumpukan Sampah

Reporter

image-gnews
Sejumlah warga melintas dekat tumpukan kayu yang terbawa banjir di Dusun Batulayar Utara, Desa Batulayar Barat, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat, NTB, Selasa 7 Desember 2021. Menurut data BPBD NTB sebanyak empat korban meninggal dunia akibat banjir bandang disertai tanah longsor di Dusun Batulayar Utara dan satu korban masih hilang serta satu orang mengalami patah kaki akibat terhempas material banjir bandang.ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Sejumlah warga melintas dekat tumpukan kayu yang terbawa banjir di Dusun Batulayar Utara, Desa Batulayar Barat, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat, NTB, Selasa 7 Desember 2021. Menurut data BPBD NTB sebanyak empat korban meninggal dunia akibat banjir bandang disertai tanah longsor di Dusun Batulayar Utara dan satu korban masih hilang serta satu orang mengalami patah kaki akibat terhempas material banjir bandang.ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Iklan

TEMPO.CO, JakartaBadan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat menyatakan banjir yang melanda rumah warga di Desa Kuta, Kecamatan Pujut disebabkan tumpukan sampah yang menutupi saluran pengendali banjir. Sebelumnya banjir melanda Desa Kuta pada Senin malam, 6 Desember 2021.

"Saluran irigasi tertutup sampah, sehingga air hujan yang mengalir meluap dan masuk ke halaman rumah warga," ujar Kepala BPBD Lombok Tengah, Ridwan Makruf, Selasa, 7 Desember 2021.

Ia mengatakan banjir juga dipicu curah hujan yang tinggi. Selain itu ada pendangkalan saluran irigasi di permukiman warga karena tumpukan lumpur yang terbawa arus hujan.

Begitu juga dengan banjir yang melanda kampung nelayan di Desa Selong Belanak karena aliran air tersumbat dan air laut yang pasang. "Debit air tinggi dan saluran mengalami pendangkalan, sehingga air naik ke badan jalan maupun rumah warga. Jumlah warga yang terdampak itu sekitar 300 kepala keluarga (KK)," ujar Ridwan.

Banjir yang terjadi ini tidak separah banjir yang melanda Desa Kuta, Sukadana, dan Mertak pada enam bulan lalu. Sebab banjir kali ini cepat surut dan tidak menimbulkan kerugian material atau separah dulu.

Ridwan menerangkan saat hujan lebat ketinggian air mencapai lutut orang dewasa. Namun setelah hujan reda dan tumpukan sampah yang menutupi saluran diangkat, airnya surut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Warga telah kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan bekas lumpur genangan banjir. Kalau tadi malam pukul 12.00 Wita mereka sempat mengungsi ke tempat yang lebih tinggi," tuturnya.

Wakil Bupati Lombok Tengah, HM Nursiah mengatakan, bencana banjir ini memang terjadi setiap tahun ketika musim hujan. "Petugas BPBD telah turun langsung tadi malam dan kondisi saat ini telah normal kembali," kata Nursiah. 

Wabup meminta warga agar tetap waspada saat cuaca ekstrem. Ia mengingatkan berdasarkan informasi dari BMKG dampak cuaca ekstrem ini dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor serta angin kencang. "Tetap waspada dan jangan buang sampah di sungai," ujarnya.

Baca juga: 183 Gardu Terdampak Banjir NTB , PLN: Progres yang Normal Sudah 24 Persen 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

5 Panduan Terhindar dari Sambaran Petir

9 menit lalu

Ilustrasi hujan petir. nydailynews.com
5 Panduan Terhindar dari Sambaran Petir

Selain banjir, sambaran petir menjadi bencana yang berbahaya dan patut untuk diwaspadai saat musim hujan.


BMKG Identifikasi Tiga Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara: Maratua, Mangkalihat dan Paternoster

5 jam lalu

Beginilah penampakan Ibu kota Nusantara di Indonesia nantinya bila semua pembangunan sudah selesai. (Foto: IKN)
BMKG Identifikasi Tiga Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara: Maratua, Mangkalihat dan Paternoster

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan beberapa sesar atau patahan di sekitar Ibu Kota Nusantara tampak masih aktif.


Hujan Deras Sejak Kamis Sore, Tiga Warga Kabupaten Garut Tertimbun Longsor

5 jam lalu

Ilustrasi longsor. shutterstock.com
Hujan Deras Sejak Kamis Sore, Tiga Warga Kabupaten Garut Tertimbun Longsor

Curah hujan tinggi mengguyur wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, sejak Kamis sore. Tiga warga tertimbun longsor di dalam rumahnya.


BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

8 jam lalu

Foto udara kendaraan bermotor terjebak kemacetan karena banjir  menggenangi jalur utama pantura Semarang-Surabaya di Jalan Kaligawe Raya, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu, 6 April 2024. ANTARA/Aji Styawan
BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

BMKG imbau masyarakat Jawa Tengah mewaspadai potensi banjir dan longsor. Jawa Tengah diperkirakan mulai masuk kemarau bulan April ini.


BMKG Prakirakan Semua Wilayah Jakarta Hujan Ringan Siang Ini

10 jam lalu

Pengendara kendaraan bermotor menembuh cuaca hujan yang mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya, Selasa 30 Januari 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi El Nino Southern Oscillation (ENSO) akan melemah dan berangsur ke kondisi netral pada tahun ini. TEMPO/Subekti.
BMKG Prakirakan Semua Wilayah Jakarta Hujan Ringan Siang Ini

BMKG memprakirakan cuaca Jakarta hari ini, Jumat 26 April 2024, berawan dan hujan ringan.


30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

19 jam lalu

Penduduk lokal dan wisatawan saling menembakan pistol air saat merayakan hari raya Songkran yang menandai Tahun Baru Thailand di Bangkok, Thailand, 13 April 2024. REUTERS/Chalinee Thirasupa
30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

Thailand mencatat cuaca panas menyebabkan 30 orang tewas sejak awal Januari hingga April 2024.


Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

22 jam lalu

Foto udara proses pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

Peneliti sesar gempa aktif di IKN berharap bisa kembali dan lakukan riset lanjutan. Data BMKG juga sebut potensi yang berbeda.


Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

1 hari lalu

Ilustrasi Banjir/TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

Kendati mulai surut, BNPB mengantisipai banjir susulan.


Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

1 hari lalu

Ahli Klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, dikukuhkan sebagai profesor riset bidang kepakaran iklim dan cuaca ekstrem, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.


BNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu

1 hari lalu

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan sebaran dan dampak banjir Kalimantan dalam Disaster Briefing daring di Jakarta, Senin 12 September 2022. (Antara/Devi Nindy)
BNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu

BNPB menyatakan, hujan lebat selama 10 jam menyebabkan banjir di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.