TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Tjahjo Kumolo, mengatakan ada empat tantangan utama bagi aparatur sipil negara dalam menjalankan reformasi birokrasi. Ia mengatakan keempat tantangan itu berat dan kompleks.
Pertama adalah terkait terorisme dan radikalisme. Tjahjo mengatakan banyak keluarga calon eselon 1 yang batal menjadi menjabat karena dugaan terpapar radikalisme dan terorisme.
"Ini bikin stres, dua tahun menjadi Menan RB dalam sidang TPA (tim penilai akhir), hampir di atas 16 calon eselon 1 yang sudah hebat, professor, doktor, mulai dari bawah naik, ikut TPA, gagal jadi eselon 1 gara-gara kelakuan istrinya atau suaminya," kata Tjahjo Kumolo dalam paparannya di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu, 1 Desember 2021.
Kedua adalah terkait area rawan korupsi. Tjahjo mengatakan hal ini telah berkali-kali diingatkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Mulai dari urusan perencanaan anggaran dana hibah dan dana bansos, masalah perizinan, masalah dana desa, masalah aset pemerintah pusat dan daerah, masalah jual beli jabatan, dan masalah mekanisme pembelian barang dan jasa.
Tantangan ketiga adalah narkoba. Tjahjo mengatakan problem ASN ini hampir tiap bulan muncul di sidang badan kepegawaian.
"Ini tiap bulan kami memberhentikan ASN, menonjobkan ASN, merehabilitasi ASN, dan dia pengguna narkoba. Kalau dia pengguna pengedar, dipecat," kata Tjahjo.
Tantangan terakhir adalah bencana alam. Mulai dari banjir bandang, tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus, termasuk pandemi Covid-19 ini ikut memengaruhi reformasi birokrasi ASN. Karena itu, ia mengingatkan kerja sama semua pihak diperlukan untuk menyelesaikan masalah ini.